Foto : jpnn
brominemedia.com-- Gangguan ginjal akut misterius atau yang disebut juga gangguan
ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) menjadi perhatian Gubernur Jatim
Khofifah Indar Parawansa.
Lagi pula sudah ada 12 balita di Jawa Timur yang menjadi
korban jiwa penyakit tersebut. Gubernur Khofifah memastikan Pemprov Jatim
bergerak cepat merespons peningkatan kasus penyakit yang menyerang anak usia
0-18 tahun (mayoritas anak balita) tersebut.
Untuk itu, dia secara khusus mengimbau masyarakat, khususnya
orang tua, untuk tidak panik menyikapi munculnya kasus gangguan ginjal akut
misterius. Khofifah berpesan para orang tua agar waspada jika menemui gejala
penurunan volume/ frekuensi urine atau tidak ada urine dengan atau tanpa demam
pada anak. “Jika menemui gejala GGAPA tersebut pada anak, segera bawa ke
fasilitas kesehatan terdekat agar segera dapat ditangani oleh tenaga
kesehatan.” kata Khofifah dalam rilisnya.
Dia menjelaskan jajaran lintas sektor terkait di Jatim telah
dikumpulkan dalam rakor khusus terkait penanganan GGAPA. Perkembangannya
kabupaten kota di Jatim bahkan akan diikuti secara realtime agar penanganan
bisa dilakukan secara cepat dan simultan.
Gubernur Khofifah juga mengutarakan Pemprov Jatim bergerak
cepat merespons Surat Edaran Nomor SR.01.05/III/3461/2022 dari Kemenkes RI
perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus GGAPA.
Jika ada rumah sakit maupun fasilitas pelayanan kesehatan
yang merawat pasien anak dengan dugaan GGAPA, dia meminta tenaga kesehatan
untuk segera melapor ke dinas kesehatan (dinkes) setempat agar bisa segera
dilakukan penyelidikan epidemiologi.
Selain itu juga membuat surat permohonan pemeriksaan
toksikologi ke laboratorium forensik Polda Jatim disertai dengan sampel pasien.
Dia telah meminta seluruh dinkes kabupaten/kota dan rumah sakit se-Jawa Timur
untuk menyamakan persepsi dan memperkuat sinergitas dalam pencegahan dan
pengendalian kasus GGAPA pada anak di Jawa Timur.
"Untuk kasus GGAPA di Jawa Timur, kami masih menunggu
hasil investigasi dari pusat. Walaupun begitu, kami harus meningkatkan
kewaspadaan dini,” tuturnya. Hingga 20 Oktober, di Jawa Timur tercatat ada 23
kasus GGAPA dan 12 anak di antaranya meninggal, sembuh 8 kasus, dan dirawat 3
kasus.
“Masyarakat tidak perlu panik, mohon patuhi petunjuk dan
himbauan dari pemerintah melalui kanal-kanal informasi Kementerian Kesehatan,
dinkes, dan sumber informasi resmi lainnya.”
ujar Khofifah. Kadinkes Jatim Dr. Erwin Astha juga mengimbau
seluruh nakes pada fasilitas pelayanan kesehatan sementara tidak meresepkan
obat-obatan dalam bentuk sirup sampai dilakukan pengumuman resmi dari
pemerintah.
“Seluruh apotek juga diimbau untuk sementara tidak menjual
obat bebas atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai
dilakukan pengumuman resmi dari pemerintah,” ucapnya.
Konten Terkait
Korban yang dikenal dengan inisial A, menyampaikan aduannya melalui kuasa hukumnya Tri Eva Oktaviani dari YLBHI-LBH Surabaya Pos Malang kepada Polresta Malang Kota pada Selasa, 22 April 2025.
Selasa 22-Apr-2025 20:29 WIB
Mobil berangkat dari Markas Damkar di Jalan Danau Toba Nomor 16, Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari untuk mengamankan penerbangan helikopter yang ditumpangi Kapolda.
Rabu 16-Apr-2025 20:29 WIB
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika menjelaskan alasan belum ditahannya para tersangka yaitu masa penahanan yang dinilai akan membatasi waktu penyidikan.
Rabu 16-Apr-2025 20:27 WIB
Perum BULOG Cabang Mojokerto mencatatkan prestasi membanggakan dalam serapan gabah dan beras.
Rabu 16-Apr-2025 20:26 WIB
Pelabuhan peti kemas kebanggaan Jawa Timur ini berhasil membukukan kenaikan arus peti kemas sebesar 4%, melonjak dari 212.206 TEUs pada periode yang sama tahun lalu menjadi 220.754 TEUs
Senin 14-Apr-2025 23:10 WIB