Jumat 04-Nov-2022 10:33 WIB
268

Foto : detik
brominemedia.com –
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar demo di Kantor
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka
membawa empat tuntutan.
"Dalam aksi ini, buruh mengusung empat tuntutan.
Pertama menuntut kenaikan UMK 2023 sebesar 13%. Kedua, menolak PHK dengan dalih
resesi global karena di Indonesia tidak ada resesi. Ketiga, menolak omnibus law
UU Cipta Kerja dan yang keempat, mendesak agar RUU Perlindungan Pekerja Rumah
Tangga (PPRT) segera disahkan," kata Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keteranganya, Jumat (4/11/2022).
Said Iqbal mengatakan demo buruh itu tak hanya dilakukan di
Kantor Kemnaker RI. Dia menyebut aksi itu juga digelar di sejumlah wilayah di
Indonesia.
"Aksi juga dilakukan di beberapa kota industri seperti
Serang di Banten, Bandung di Jabar. Semarang di Jateng, Batam di Kepri, Medan
di Sumut, dan di beberapa kota industri lain," ujarnya.
Dia mengatakan isu tentang PHK terhadap 45 ribu buruh
garmen, tekstil, dan atomotif tidaklah benar. Menurutnya, isu PHK itu sengaja
dibuat untuk memunculkan narasi resesi maka upah buruh tak perlu naik di tahun
2023 mendatang.
"Kabar mengenai 45 ribu garmen dan tekstil yang di PHK
tidak benar. Termasuk, tidak benar ada PHK di sektor automotif," ucapnya.
"Kami meminta kepada menteri terkait jangan
menakut-nakuti rakyat dan menjadi provokator tahun 2023 ekonomi gelap dan akan
ada resesi global yang akan melanda Indonesia," imbuhnya.
Dia mengatakan beredarnya isu itu akan merugikan buruh
lantaran dapat dimanfaatkan oleh pengusaha nakal untuk melakukan PHK buruh
dengan pesangon murah. Dia menyebut Indonesia tak akan mengalami resesi karena
pertumbuhan ekonominya yang baik.
"Indonesia adalah negara terkaya nonor 7 di dunia.
Pertumbuhan ekonominya nomor 3 terbaik sedunia. Ditambah dengan dua quartal
pertumbuhan ekonominya positif. Oleh karena itu, Partai Buruh dan KSPI menuntut
tidak ada PHK karena alasan resesi," ujarnya.
Selain itu, dia menuturkan buruh juga menuntut kenaikan upah sebesar 6,5 persen. Dia menegaskan buruh menolak PP No 36 yang merupakan turunan dari Omnibus Law.

"Inflansi Januari-Desember diperkirakan sebesar 6,5%. Ditambah pertumbuhan ekonomi, prediksi Litbang Partai Buruh adalah 4,9%. Jika dijumlah, nilainya 11,4%. Kami tambahkan alfa untuk daya beli sebesar 1,6%. Sehingga kenaikan upah yang kami minta adalah 13%," tuturnya.
"Kami menolak PP No 36 yang merupakan aturan turunan dari Omnibus law yang sudah dinyatakan MK cacat formil. Oleh karena itu harus menggunakan PP 78," tambahnya.
Diketahui, selain Aksi 411 dari Persaudaraan Alumni (AP) 212, elemen buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan menggelar demo di hari yang sama. Perkiraan peserta aksi 1.000 orang dengan tuntutan tolak pembatalan upah menggunakan PP Nomor 36 dan naikkan upah minimum tahun 2023.
"Berkaitan dengan adanya aksi massa tersebut, Polda Metro Jaya menyiapkan 3.790 personel," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan dalam keterangan kepada detikcom, Kamis (3/11/2022).
Konten Terkait
Sebanyak 30 perwakilan PTN yang tergabung dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan (PTPK) hadir dalam kegiatan Simposium Nasional Kependudukan 2025.
Jumat 12-Sep-2025 21:28 WIB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai demonstrasi yang terjadi pada akhir Agustus 2025 disebabkan oleh tekanan ekonomi berkepanjangan yang dirasakan oleh masyarakat. Menurutnya, demonstrasi itu bisa...
Rabu 10-Sep-2025 20:36 WIB
Temuan ini secara langsung mementahkan narasi resmi yang disampaikan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas).
Rabu 10-Sep-2025 20:31 WIB
Resto Sajian Sambara yang dibakar dan dijarah saat demo berjuangf bangkit demi karyawan dan keluarganya
Selasa 09-Sep-2025 20:48 WIB
PROGRAM Manager Komite Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Nina Samidi meminta pemerintah tetap harus mengantisipasi PHK di industri tembakau.
Senin 08-Sep-2025 20:55 WIB