PERISTIWA

Trump Ancam Negara-Negara yang Lakukan 8 Kecurangan Non-Tarif

Senin 21-Apr-2025 20:41 WIB 71

Foto : kontan_co_id

Brominemedia.com – Presiden Donald Trump kembali mengangkat isu perdagangan dengan mengungkap daftar delapan jenis “kecurangan non-tarif” yang menurutnya bisa merusak hubungan dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Meski saat ini masih dalam masa jeda tarif selama 90 hari, Trump menegaskan bahwa kebijakan perdagangan tetap menjadi prioritasnya.

Unggahan di Truth Social pada Hari Paskah

Mengutip Unilad, pada Minggu Paskah, 20 April, Trump menggunakan platform media sosialnya, Truth Social, untuk merilis daftar yang ia klaim berisi cara-cara negara lain “menipu” aturan perdagangan internasional, khususnya dalam konteks tarif dan perdagangan bebas.

Berikut adalah delapan poin yang disebut Trump sebagai bentuk “cheating” dalam perdagangan:

1. Manipulasi mata uang – Negara diduga menurunkan nilai tukarnya untuk meningkatkan ekspor mereka dan melemahkan daya saing produk AS di pasar global.

2. Pajak pertambahan nilai (VAT) – Menurut Trump, VAT bisa bertindak sebagai tarif impor dan subsidi ekspor terselubung.

3. Dumping di bawah harga pokok – Menjual barang di luar negeri dengan harga lebih murah dari biaya produksinya.

4. Subsidi ekspor dan subsidi pemerintah lainnya – Menyokong industri dalam negeri secara tidak adil.

5. Pemalsuan, pembajakan, dan pencurian kekayaan intelektual (IP theft) – Ancaman besar bagi inovasi perusahaan AS.

6. Transhipment – Menyiasati tarif dengan mengalihkan rute pengiriman barang melalui negara ketiga.

7. Standar pertanian yang protektif – Contohnya adalah larangan UE atas jagung hasil rekayasa genetika.

8. Standar teknis yang protektif – Trump kembali menyebut “tes bola bowling” Jepang terhadap kap mobil sebagai cara menghalangi mobil AS masuk ke pasar Jepang.

"Non-Tarif Bisa Lebih Buruk dari Tarif"

Trump memperingatkan bahwa hambatan non-tarif bisa lebih merusak daripada tarif itu sendiri, dan mengkritik para pelaku bisnis yang menolak tarif sebagai "buruk dalam bisnis" dan "lebih buruk lagi dalam politik".

“Mereka tidak menyadari bahwa saya adalah sahabat terbesar kapitalisme Amerika yang pernah ada,” tulis Trump.

"Liberation Day" dan Seruan untuk Bangun di AS

Trump juga menyebut tentang “Liberation Day” yang diumumkannya sebelumnya sebagai simbol kembalinya kekuatan ekonomi AS melalui kebijakan perdagangan yang keras. Ia mengklaim bahwa banyak pemimpin dunia kini datang memohon keringanan tarif sebagai bukti bahwa AS kembali berkuasa dalam negosiasi dagang.

“Jika ingin cara termudah: datang dan bangunlah pabrik di Amerika!” lanjutnya.

Jeda tarif yang diumumkan pada 9 April berlaku untuk sebagian besar negara, kecuali China, yang masih menghadapi ancaman tarif hingga 245 persen. Sebagai tanggapan, China langsung membalas dengan mengenakan tarif baru pada produk-produk asal AS.

Konten Terkait

PERISTIWA Diduga Jadi Korban Tabrak Lari, Pemuda di Surabaya Memar Sekujur Tubuh & Pendarahan Otak

Pemuda berinisial KG (24) diduga menjadi korban tabrak lari di Jalan Ahmad Yani dari arah Surabaya dekat Bundaran Waru pada Rabu (11/6) sekitar pukul 00.14 WIB.

Senin 16-Jun-2025 21:20 WIB

PERISTIWA Sidang Kasus Penembakan Polisi: Peltu Lubis Mengaku Beri Rp 1 Juta ke Kapolsek Setiap Menggelar Judi

Kasus penembakan yang menewaskan tiga polisi di Lampung, digelar di Pengadilan Militer Palembang, Sumsel

Senin 16-Jun-2025 21:04 WIB

PERISTIWA Iran Siap Berdamai dengan Israel, Begini Syaratnya

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, Ahad (15/6), menyatakan pihaknya siap menghentikan serangan terhadap Israel jika Tel Aviv juga menghentikan serbuannya terhadap Teheran.

Minggu 15-Jun-2025 20:49 WIB

PERISTIWA Bobby Ajak Aceh Kelola Pulau Lipan Cs, JK: Tak Ada Daerah Dikelola Bersama

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla angkat bicara terkait polemik 4 pulau Aceh yang kini masuk wilayah administrasi Sumatera Utara.

Jumat 13-Jun-2025 22:22 WIB

PERISTIWA 242 Orang dalam Pesawat Air India Seluruhnya Tewas, Mahasiswa di Asrama Juga Ada yang Meninggal

242 orang dalam pesawat Air India seluruhnya tewas, mahasiswa di Asrama Kedokteran juga ada yang meninggal.

Kamis 12-Jun-2025 21:01 WIB

Tulis Komentar