Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

TREND

TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras danamp; Daging Naik

Jumat 19-Sep-2025 20:46 WIB

224

TUMBUH 10 Persen Produksi Tahu-Tempe, Butuh 3,4 Juta Ton Per Tahun, Dampak Harga Beras danamp; Daging Naik

Foto : tribun-bali

Brominemedia.com – Industri tahu dan tempe nasional berpotensi tumbuh lebih dari 10 persen tahun ini seiring meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap pangan berbasis kedelai.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin menyebut tahu dan tempe kian menjadi pilihan utama sumber protein alternatif, di tengah kenaikan harga bahan pangan pokok lain seperti beras dan daging. 

“Dengan harga daging yang sampai Rp 120.000 per kilogram, sementara tahu dan tempe hanya Rp 10.000–Rp 14.000 per potong, masyarakat banyak yang beralih. Dengan harga yang murah, kandungan gizinya tak kalah,” papar Aip, kemarin. 

Ia membeberkan bahwa kebutuhan kedelai untuk industri tahu dan tempe di Indonesia saat ini mencapai sekitar 3,3 juta sampai 3,4 juta ton per tahun. Namun, pasokan kedelai domestik hanya mampu memenuhi 300.000–400.000 ton per tahun, atau kurang dari 15 %  kebutuhan.

Sisanya dipenuhi melalui impor, terutama dari Amerika Serikat (AS) yang menguasai hampir 90 %  impor. Dengan dominasinya saat ini, Aip memandang positif komitmen impor kedelai dari AS yang menjadi bagian dari negosiasi tarif resiprokal. 

Pasalnya, kualitas kedelai asal AS lebih baik dan standarnya konsisten. “Ukuran dan kualitasnya stabil, sehingga lebih mudah diolah menjadi tempe dan tahu. Sementara kedelai dari Brazil dan Argentina kadang bervariasi kualitasnya,” jelasnya. 

Pun, produksi kedelai lokal masih sulit terdongkrak. Menurut Aip, rendahnya produktivitas menjadi masalah utama. Dengan perhitungan sederhana, hasil panen kedelai hanya menghasilkan Rp 20 juta per hektar untuk masa tanam 100 hari, sementara komoditas lain, padi misalnya, bisa menghasilkan Rp 60 juta untuk periode yang sama.

Produktivitas kedelai lokal hanya kisaran 1,5–2 ton per hektar, jauh lebih rendah dibandingkan produktivitas di AS yang bisa mencapai 4–5 ton per hektar. 

“Petani lebih memilih menanam padi atau jagung karena hasilnya lebih besar. Kedelai biasanya hanya jadi tanaman selingan untuk memperbaiki kualitas tanah setelah ditanami padi,” jelas Aip.

Padahal, kedelai lokal memiliki nilai tambah tersendiri. Misalnya, tahu Sumedang yang terkenal menggunakan kedelai lokal, rasanya lebih khas dibandingkan yang menggunakan kedelai impor. Namun, keterbatasan pasokan membuat industri tahu-tempe lebih banyak mengandalkan kedelai impor.

Soal kemandirian pasokan ini jugalah yang menurutnya jadi masalah tantangan utama industri tahu-tempe. Keterbatasan bibit unggul, rendahnya produktivitas, dan preferensi petani menjadi hambatan yang belum terpecahkan.

Meski demikian, saat ini industri menikmati momentum pertumbuhan permintaan tahu dan tempe di tengah daya beli yang menurun akibat inflasi pangan. (kontan)

Harga Kedelai Dunia Dekati Level Terendah 
Harga kedelai di bursa Chicago kembali melemah untuk sesi ketiga berturut-turut pada bulan ini. Tekanan datang dari aksi ambil posisi jelang laporan pasokan dan permintaan global U.S. Department of Agriculture (USDA), serta minimnya permintaan dari China. Sementara itu, harga jagung dan gandum menguat tipis setelah dua sesi penurunan.

Melansir Reuters, kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade (CBOT) turun 0,07 %  ke level US$ 10,24-4/8 per bushel pada pukul 01.01 GMT, mendekati posisi terendah satu bulan. Harga gandum naik 0,15 %  ke US$ 5,15-6/8 per bushel, sementara jagung bertambah 0,24 %  ke US$ 4,18 per bushel.

Laporan proyeksi pasokan dan permintaan USDA akan dirilis Jumat (12/9), dengan ekspektasi pemangkasan perkiraan hasil panen kedelai dan jagung AS.

Share:

Konten Terkait

TREND Festival Dayung Manggar 2025 di Balikpapan Didorong Jadi Agenda Tahunan

Pemkot Balikpapan mendorong event Festival Dayung Manggar masuk kalender pariwisata tahunan sebagai penggerak sport tourism dan ekonomi lokal.

Minggu 14-Dec-2025 20:13 WIB

Festival Dayung Manggar 2025 di Balikpapan Didorong Jadi Agenda Tahunan
PERISTIWA Bocah 9 Tahun Hanyut di Sungai Ciujung Serang, Pencarian Masih Berlangsung

Seorang bocah 9 tahun bernama Kevin dilaporkan hanyut di Sungai Ciujung, Serang, Kamis 11 Desember 2025.

Kamis 11-Dec-2025 20:28 WIB

Bocah 9 Tahun Hanyut di Sungai Ciujung Serang, Pencarian Masih Berlangsung
TREND Daftar Ruas Tol Sumatera Diskon 10-20 Persen Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2026

Artikel ini berisi daftar ruas tol pulau Sumatera diskon 10 hingga 20 persen selama libur natal dan tahun baru (nataru) 2026

Rabu 10-Dec-2025 20:55 WIB

Daftar Ruas Tol Sumatera Diskon 10-20 Persen Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2026
PEMERINTAHAN Menaker Targetkan 100 Ribu Peserta Magang Nasional per Tahun

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menuturkan, program magang bukan sekadar tempat belajar tetapi juga wadah memahami praktik kerja nyata.

Rabu 10-Dec-2025 20:55 WIB

Menaker Targetkan 100 Ribu Peserta Magang Nasional per Tahun
PEMERINTAHAN Tiga Hakim Penerima Suap Vonis Lepas CPO Divonis 11 Tahun dan Denda Rp 500 Juta

Ketua majelis hakim mengatakan, perbuatan ketiga terdakwa bukan karena kebutuhan tapi karena keserakahan.

Rabu 03-Dec-2025 20:59 WIB

Tiga Hakim Penerima Suap Vonis Lepas CPO Divonis 11 Tahun dan Denda Rp 500 Juta

Tulis Komentar