Sabtu 25-Feb-2023 06:28 WIB
476

Foto : republikain
brominemedia.com -
Pemerintahan Presiden Joe Biden telah mengumumkan sanksi baru pada Jumat
(24/2/2023) terhadap Rusia. Sanksi baru tersebut diumumkan terkait peringatan
satu tahun invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina.
Gedung Putih mengatakan, Amerika Serikat (AS) akan menjatuhkan
sanksi pada 200 individu dan entitas. Sanksi itu akan mencakup
"aktor" Rusia dan negara ketiga di Eropa, Asia, dan Timur Tengah yang
mendukung upaya perang Rusia. Selusin lembaga keuangan Rusia juga akan menjadi
sasaran.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan
pada Kamis, langkah-langkah itu akan menargetkan sektor-sektor utama yang
menghasilkan pendapatan bagi Putin, tambahan bank-bank Rusia, industri
teknologi pertahanan Rusia, dan "aktor-aktor" di negara-negara pihak
ketiga yang berusaha menghindari sanksi AS.
Selain itu, Departemen Perdagangan akan mengambil beberapa
tindakan pengendalian ekspor terhadap hampir 90 perusahaan Rusia dan negara
ketiga, termasuk di Cina, untuk penghindaran sanksi. Biden juga menandatangani
proklamasi pada hari Jumat untuk menaikkan tarif lebih dari 100 logam, mineral,
dan produk kimia Rusia.
Langkah itu dilakukan setelah Biden bertemu kembali secara
virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan para pemimpin negara
Kelompok Tujuh untuk mengoordinasikan upaya bantuan.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

Terbaru, pertemuan hari Jumat di antara negara-negara G-7 akan menjadi yang pertama sejak Putin mengumumkan dia menangguhkan partisipasi Moskow dari traktat nuklir dalam New START, sebuah perjanjian pengurangan senjata nuklir strategis, menyusul kunjungan mendadak Biden ke Ukraina.
Biden menyebut keputusan New START Putin sebagai "kesalahan besar". Biden juga akan mengumumkan bantuan ekonomi, energi, dan keamanan tambahan untuk membantu upaya militer Ukraina melawan Rusia, kata Sekretaris Gedung Putih, Jean-Pierre.
Dilansir USA Today, selama kunjungan mendadaknya ke Kiev pada Senin lalu, Biden menjanjikan tambahan 460 juta dolar AS untuk bantuan keamanan kepada mantan sekutu Soviet itu, tetapi AS menolak permintaan Zelenskiy untuk jet tempur F-16.
Melalui sanksi dan bantuan baru, Biden ingin menunjukkan AS dan sekutunya akan mendukung Ukraina selama diperlukan. Ketahanan di antara sekutu adalah tema utama pidato Biden hari Rabu di Warsawa, memperingati satu tahun perang yang tidak akan berakhir.
"Putin tidak lagi meragukan kekuatan koalisi kita," kata Biden. "Tapi dia masih meragukan keyakinan kita. Dia meragukan daya tahan kita. Dia meragukan dukungan kita yang berkelanjutan untuk Ukraina."
Biden mengatakan Putin "salah" dengan menganggap Ukraina akan segera runtuh dan NATO akan retak. Sekarang, dia ingin membuktikan bahwa Putin salah lagi dengan menunjukkan dukungan ekonomi dan militer yang berkelanjutan.
Konten Terkait
Ketua Umum KSPSI Moh Jumhur Hidayat mencanangkan perang melawan impor ilegal yang mematikan industri dalam negeri dan berdampak pada pengurangan tenaga kerja.
Senin 14-Apr-2025 23:12 WIB
Program ini tidak hanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan banyak lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan.
Rabu 19-Mar-2025 20:53 WIB
Harga minyak mentah Brent naik 26 sen (0,37%) menjadi US$70,14 per barel pada pukul 13:22 GMT, setelah turun 1,5% di sesi sebelumnya
Jumat 14-Mar-2025 20:44 WIB
Aksi yang berbahaya ini melibatkan sejumlah remaja yang sebagian besar masih berstatus pelajar. Adapun delapan remaja yang diamankan
Minggu 02-Mar-2025 23:30 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial terkait perang di Ukraina, dengan menyebut bahwa Rusia memiliki posisi tawar yang kuat dalam negosiasi untuk mengakhiri konflik.
Kamis 20-Feb-2025 20:28 WIB