Senin 09-Oct-2023 09:15 WIB
778
Foto : brominemedia.com
Brominemedia.com
- Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) secara resmi
menonaktifkan Edward Tannur dari anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR).
Langkah ini sebagai respons partai usai
anak dari Edward yakni Gregorius Ronald Tannur, menganiaya secara brutal seorang
wanita bernama Dini Sera Afrianti hingga tewas.
"Kami dari DPP PKB memutuskan sejak
malam ini (Minggu, 8 Oktober 2023) untuk menonaktifkan saudara Edward Tannur dari semua tugasnya di komisi," kata
Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PKB Hasanuddin Wahid dalam keterangan
tertulis, diterima Senin (9/10/2023).
Dia menyatakan, PKB memutuskan untuk
menonaktifkan Edward dari tugasnya sebagai anggota DPR RI Fraksi PKB agar fokus
pada penyelesaian masalah penganiayaan yang diperbuat anaknya, Gregorius Ronald
Tannur. Surat pencabutan Edward Tannur dari komisi DPR RI bakal diajukan Senin
(9/10/2023) hari ini.
"Dalam konteks ini, namanya sanksi,
kami jatuhkan pencabutan dia dari anggota komisinya," ujar Hasanuddin.
Hasanuddin menyampaikan, DPP
PKB sepenuhnya prihatin atas peristiwa yang dialami Dini Sera Afrianti. PKB, kata Hasanuddin, berdiri bersama
korban.
"Karena kami sangat prihatin terjadi
hal semacam itu dan hati kami ada di korban," kata dia.
Selain itu, Hasanuddin menegaskan, PKB juga bakal meminta Edward untuk menghadapi kasus yang
menimpa Ronald sesuai dengan ketentuan undang-undang. PKB tidak akan melakukan
intervensi pada proses hukum yang berlangsung.
"Ini bentuk sanksi kami sembari kami
beri kesempatan atas persoalan yang terjadi, agar dia segera membantu sebisa
mungkin persoalan bisa selesai secara hukum," ucap dia.

Dini Sera Afrianti diduga mengalami
penganiayaan berat oleh Gregorius Ronald Tannur pada Rabu dini hari, 4 Oktober
2023, saat di Blackhole KTV Club, kompleks Gedung Lenmarc, Surabaya.
Penganiayaan hingga menyebabkan kematian Dini Sera Afrianti ini
pun jadi perhatian warganet. Warganet bahkan geram dengan perilaku pelaku yang
dengan tega melakukan penganiayaan hingga menyebabkan kematian.
Sejumlah warganet menyebut pelaku sebagai orang yang
sadis. Bahkan, tidak sedikit pula menyebut sang pelaku sebagai orang tidak
waras.
"Hukum mati pelaku," kata
seorang warganet yang geram dengan aksi penganiayaan ini.
Warganet lain mengungkapkan rasa kasihannya terhadap
korban. Bahkan ada yang menyebut pelaku dikasih makan uang haram hingga bisa
jadi sejahat itu.
"Sumpah kasihan banget ya Tuhan,
sejahat itu klo orang dikasih makan uang haram," tulis
seorang pengguna internet.
"Pasti dikasih makan duit haram
makanya kelakuannya begitu," kicau pengguna Twitter yang
lainnya.
"Kayaknya kebanyakan diempanin uang
suap," kata seorang warganet, penuh emosi.
"Biadab emang, terkutuk. Almarhumah
kerja buat menghidupi 1 anaknya loh kalo ga salah, kawal terus," tulis netizen yang
lainnya.
Konten Terkait
Lemahnya realisasi anggaran Dinas PUPR Kaltara menjadi sorotan tajam Komisi III DPRD Kaltara.
Kamis 20-Nov-2025 20:17 WIB
Anggota DPR RI Netty Prasetiyani mengungkapkan pembangunan Rumah Sakit (RS) internasional akan sia-sia bila kualitas lulusan kedokteran dalam negeri tidak memenuhi standar dunia.
Rabu 19-Nov-2025 21:12 WIB
Sebuah video yang memperlihatkan aksi perusakan kendaraan roda empat oleh sekelompok pengendara roda dua di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat viral di media...
Selasa 18-Nov-2025 20:12 WIB
Komisi III DPR RI resmi menyepakati pembentukan Panitia Kerja (Panja) Percepatan Reformasi yang akan memfokuskan diri pada pembenahan tiga institusi penegak hukum: Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung.
Selasa 18-Nov-2025 20:05 WIB
Cucun Ahmad Syamsurijal, wakil ketua DPR RI menyampaikan permohonan maaf terkait polemik
Senin 17-Nov-2025 20:10 WIB





