Selasa 07-Mar-2023 05:00 WIB
500

Foto : sindonews
brominemedia.com - Sebuah komite PBB menyatakan keprihatinan dengan perlakuan China terhadap etnis minoritas Muslim, termasuk penggunaan kerja paksa terhadap warga Uighur. Ini terungkap dalam laporan yang menambah tekanan pada Beijing untuk meningkatkan catatan hak asasi manusianya. Temuan oleh kelompok ahli independen yang ditunjuk PBB mengikuti serangkaian dengar pendapat di Jenewa bulan lalu, di mana kelompok hak asasi mengangkat berbagai topik, termasuk kebijakan Covid-19 Beijing, perlakuan terhadap pembela hak asasi manusia, dan minoritas Muslimnya. Tak Termasuk Indonesia Tahun lalu, sebuah laporan oleh kepala hak asasi manusia PBB mengatakan, perlakuan China terhadap Uighur, etnis minoritas Muslim yang berjumlah sekitar 10 juta di Xinjiang, di ujung barat negara itu, mungkin merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

China dengan keras membantah tuduhan itu. Seperti dilaporkan Reuters, Komite PBB yang beranggotakan 18 orang yang memantau kepatuhan negara-negara di bawah perjanjian internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya menyuarakan keprihatinan atas "banyak indikasi tindakan pemaksaan, termasuk kerja paksa" terhadap etnis minoritas, termasuk Uighur. Komite tersebut meminta Beijing untuk segera mengesahkan undang-undang yang melarang tindakan koersif; bongkar semua sistem kerja paksa; dan melepaskan semua individu yang tunduk padanya.
China mengajukan tanggapan setebal 11 halaman atas laporan tersebut dengan mengatakan akan mempelajari rekomendasi tersebut dengan hati-hati dan terbuka untuk menerapkan apa pun "yang sesuai dengan realitas nasional China". Namun, menolak rekomendasi Xinjiang, antara lain, menyebutnya "tidak benar". Komite juga menyerukan diakhirinya pembalasan dan penuntutan "sistematis" terhadap pembela hak asasi manusia dan pengacara yang bekerja di bidang ini. Komiter juga menyuarakan keprihatinan tentang masalah kesehatan mental yang berkembang setelah penguncian yang berkepanjangan di negara itu di bawah kebijakan nol-COVID yang ketat yang berakhir akhir tahun lalu, dan menyerukan lebih banyak dana untuk bidang ini.
Konten Terkait
Perumda PAM Jaya menggandeng Universitas Indonesia (UI) untuk melakukan riset soal kualitas pelayanan dari perusahaan tersebut kepada pelanggan.
Rabu 21-May-2025 21:04 WIB
Yakob dan Yance Sayuri Kembali Dipanggil Timnas Indonesia: Sentuhan Khas Mutiara Hitam Dinanti. Terimakasih Tuhan Yesus!
Minggu 18-May-2025 21:15 WIB
Sekjen Rekat Indonesia Raya, Heikal Safar resmi bergabung dengan ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu atau GRIB Jaya. Dalam ormas yang dipimpin Hercules ini Heikal didaulat menjadi Wakil Ketum Umum 1.
Jumat 16-May-2025 20:47 WIB
Menyitir laman BolaSport.com, Head coach Patrick Kluivet dan PSSI hingga saat ini masih belum merilis daftar pemain yang dipanggil.
Selasa 13-May-2025 21:00 WIB
Kota Surabaya menjadi kota kedua dalam rangkaian kegiatan ini setelah Makassar, yang kali ini digelar meriah di kawasan ikonik Tugu Pahlawan Surabaya
Senin 12-May-2025 20:41 WIB