Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

FINANCE

Menkeu Purbaya Targetkan Rasio Pajak Naik Menjadi 12% Tahun Depan, Bakal Tercapai?

Minggu 12-Oct-2025 20:38 WIB

55

Menkeu Purbaya Targetkan Rasio Pajak Naik Menjadi 12% Tahun Depan, Bakal Tercapai?

Foto : kontan_co_id

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berambisi untuk mengerek rasio pajak atau tax ratio Indonesia bergerak naik ke level 12% pada tahun 2026, dari posisi saat ini yang masih di kisaran 9%-10% selama satu dekade terakhir.


Meskipun sebenarnya, ambisi ini tidak dituangkan dalam RAPBN 2026. Asal tahu saja, target penerimaan pajak tahun depan sebesar Rp 2.357,7 triliun, atau tumbuh 13,52% dibandingkan outlook 2025. Dengan proyeksi pertumbuhan tersebut, rasio pajak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2026 diperkirakan sebesar 9,17%. 


Keinginan Purbaya untuk mendorong lebih jauh menuju tax ratio 12%, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat basis penerimaan nasional, dan kemandirian fiskal.


Purbaya bahkan menyiapkan skema penghargaan (reward) bagi pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP) bila target ambisius tersebut berhasil tercapai.


“Sekarang kan tax ratio sekitar 10% ya, kalau bisa masuk 12% (rasio tax) dalam waktu setahun nanti kita akan kasih insentif ke mereka. Supaya fair treatment, ada hukuman, ada juga reward kalau mereka bekerja dengan baik,” kata Purbaya, Jumat (10/10/2025).


Di sisi lain, Purbaya juga masih berhati-hati menyiapkan langkah dalam mengatasi shadow economy dan akan fokus pada upaya memperkuat pelacakan dan pencatatan ekonomi nasional terlebih dahulu. Ia tidak percaya dengan banyaknya estimasi mengenai potensi shadow economy yang beredar di publik kerap tidak akurat. 


“Jadi saya akan hati-hati, jadi saya enggak akan asumsikan itu bisa masuk ke ekonomi kita tiba-tiba dalam waktu dekat,” kata Purbaya.


Tantangan Berat

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak Yon Arsal mengakui, tantangan di tahun 2026 tidak ringan. Ketidakpastian global, fluktuasi harga komoditas, dan pergeseran ekonomi ke arah digital menjadi faktor yang memengaruhi penerimaan pajak. 


"Ketidakpastian tadi menyebabkan harga komoditas fluktuatif, maka penerimaan pajak juga pasti fluktuatif. Begitu juga pergeseran dari Struktur perpajakan yang konvensional ke digital, ini belum belum sepenuhnya mampu diakomodir di sistem perpajakan kita,” jelasnya.


Untuk mencapai target penerimaan pajak dalam APBN 2026, pemerintah sudah menyiapkan strategi menyeluruh. Mulai dari perluasan basis perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, hingga reformasi administrasi perpajakan melalui sistem Coretax yang akan diimplementasikan penuh tahun depan.


Belum lagi terkait dengan penyesuaian terhadap kebijakan pajak global, seperti penerapan pajak minimum global sebesar 15% bagi perusahaan multinasional dengan pendapatan global tahunan di atas € 750 juta, sesuai dengan ketentuan Pilar 2 dari kesepakatan pajak internasional.


“Yang 15% itu minimal dulu, sebelum kita mencapai cita-cita besar yang diamanahkan Presiden,” kata Yon.


Yon mengatakan,peningkatan tax ratio tidak hanya bergantung pada kebijakan dan teknologi, tetapi juga pada kepatuhan sukarela (voluntary compliance) masyarakat. 


“Sekitar 95% penerimaan pajak di dunia dikumpulkan melalui kepatuhan sukarela. Ini sangat tergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan dan kualitas layanan pemerintah,” jelasnya.


Di sisi lain, Yon menginggung tax ratio Indonesia bisa bertambah sekitar 2%-3% jika penerimaan pajak DJP ditambah penerimaan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Penerimaan Negara Bukan Pajak Sumber Daya Alam (PNBP SDA), Pajak Daerah. Namun sayangnya saat ini DJP tak menambahkan sektor-sektor tersebut masuk dalam penerimaan pajak.


"Di dalam perhitungan tax ratio, karena memang karakteristiknya kalau berdasarkan OECD kategori OECD itu PNBP SDA itu juga termasuk dalam kategori komponen yang bisa dihitung bahkan pajak daerah pun itu harusnya masuk karena tax ratio, itu tidak melihat kepada apa yang munculkan tetapi melihat karakteristik bahwanya menjadi beban masyarakat atau tidak," terangnya.


Share:

Konten Terkait

OLAHRAGA Jadwal Liga Prancis Pekan 14: Target PSG Pertahankan Puncak, Berlian Timnas Indonesia Kena Apes

Pekan 14 akan menyajikan duel panas antara AS Monaco vs PSG dan kans Lille tetap di 4 besar meski tanpa Calvin Verdonk yang akumulasi kartu dan cedera

Jumat 28-Nov-2025 20:14 WIB

Jadwal Liga Prancis Pekan 14: Target PSG Pertahankan Puncak, Berlian Timnas Indonesia Kena Apes
PEMERINTAHAN Jawaban Menkeu Terkait Penghapusan SLIK OJK

Menkeu Purbaya sebut masalah SLIK OJK bukan menjadi masalah utama dalam pembelian rumah. Skor kredit rendah banyak alasannya

Rabu 26-Nov-2025 20:30 WIB

Jawaban Menkeu Terkait Penghapusan SLIK OJK
PEMERINTAHAN Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Kena Suspensi BEI, Begini Rekomendasi Sahamnya

BEI suspensi saham INET mulai 25 November 2025 karena kenaikan harga signifikan. Analisis dampak rights issue dan kinerja positif emiten.

Selasa 25-Nov-2025 20:14 WIB

Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Kena Suspensi BEI, Begini Rekomendasi Sahamnya
PEMERINTAHAN Di UI, Iwan Sumule Urai Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan

Penurunan angka kemiskinan menjadi komitmen nyata Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin). Strategi khusus dirancang agar penurunan kemiskinan bisa dipercepat.Strategi tersebut diurai langsung Wakil Kepala BP Taskin, Iwan Sumule saat memberi sambutan di acara Dies Natalis ke-42 dan Seminar Nasional Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Universitas Indonesia di Salemba, Jakarta Pusat, Jumat, 21 November 2025.Dijelaskan Iwan Sumule bahwa ada empat pilar utama dalam strategi i.. Baca selengkapnya di https://rmol.id/politik/read/2025/11/21/687609/di-ui-iwan-sumule-urai-strategi-percepatan-pengentasan-kemiskinan

Jumat 21-Nov-2025 20:22 WIB

Di UI, Iwan Sumule Urai Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan
PEMERINTAHAN Indonesia Punya Populasi dan Konsumsi Besar, K-Food Percepat Langkah Tembus Pasar Halal Terbesar

Indonesia memiliki pasar potensial dengan populasi besar dan konsumsi sehingga menjadi target pasar produk dunia termasuk Korean Food (K-Food).

Rabu 19-Nov-2025 21:12 WIB

Indonesia Punya Populasi dan Konsumsi Besar, K-Food Percepat Langkah Tembus Pasar Halal Terbesar

Tulis Komentar