Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

PEMERINTAHAN

Kode Ahok Tolak Diduetkan dengan Kaesang di Pilkada Jakarta 2024, Singgung Gibran dan Bobby Nasution

Jumat 19-Jul-2024 19:39 WIB

156

Kode Ahok Tolak Diduetkan dengan Kaesang di Pilkada Jakarta 2024, Singgung Gibran dan Bobby Nasution

Foto : tribunnews

Brominemedia.com – Dinamika politik di Jakarta semakin menarik dan jadi konsumsi publik.

Siapa berpasangan dengan siapa selalu jadi topik yang sukses menyedot perhatian publik. 

Isu Ahok dan Kaesang Pangarep misalnya, berhasil jadi pembicaraan publik.

Tengok kode Ahok tolak diduetkan dengan Kaesang Pangarep di Pilkada Jakarta 2024.

Bahkan Ahok menyinggung nama Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution.

Ya, Ketua DPP PDIP, Basuki Tjahaja Purnama Alias Ahok, buka suara perihal peluang berpasangan dengan Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, pada Pilkada Jakarta 2024.

"Wah, Ahok banget dong, nggak. Merah sama merah dong," tutur Ahok dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (18/9/2024).

Lebih lanjut, mantan Gubernur Jakarta itu mengatakan bahwa PDIP adalah partai yang menganut sistem meritokrasi.

"Ya, kan saya bilang kan PDIP ini perjuangannya adalah partai pelopor yang melakukan kaderisasi yang ada meritokrasi."

"Kita tidak pernah mengejar kekuasaan dengan menghabiskan proses ini. Enggak ada. Karena PDI Perjuangan sangat yakin partai ini besar kalau ada proses, kalau hasil proses itu ada yang kurang baik, ya, di satu kelas gak semua baik kan," ucap Ahok.

Ahok lantas menjelaskan, mungkin ceritanya berbeda apabila Kaesang pernah menjadi wali kota sebelum maju Pilkada Jakarta 2024.

Ia coba membandingkannya dengan nama wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan, Bobby Nasution.

Menurut Ahok, PDIP mementingkan meritokrasi karena tak hanya sekadar mencari kemenangan dalam kontestasi politik.

"Ya, karena menurut kita kan beda kalau, misalnya, kemarin, misalnya, Mas Gibran mau jadi ke Jakarta," ungkap Ahok.


"Mas Kaesang kalau sudah pernah jadi wali kota mungkin sesuatu yang beda atau Pak Bobby, ya, yang sudah pernah jadi wali kota mungkin sesuatu yang beda."

"Nah, kalau Mas Kaesang kan, selalu PDIP mesti ada proses meritokrasi, saya enggak tahu, saya yakin seperti itu prosesnya. Kita bukan (cuma) mau menang kok," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas nama-nama bakal cagub untuk maju di Pilkada Jakarta 2024.

Ahok menempati urutan kedua dengan mengantongi elektabilitas sebanyak 20 persen di bawah eks Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, dengan 29.8 persen.

Sementara itu, Kaesang Pangarep hanya mencatatkan elektabilitas sebesar 1 persen.


Prediksi Pengamat

Sementara itu, pengamat politik, Ujang Komarudin, memprediksi PDIP tidak akan ambil risiko mendorong Ahok maju Pilkada Jakarta.

Hal itu, ucap Ujang, karena isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) bakal muncul kembali.

"Kalau saya melihatnya kalau Ahok didorong lagi maju di Jakarta, bakal muncul lagi isu SARA ke depan di pilkada," kata Ujang, Rabu (17/7/2024).

Menurutnya, hal tersebut berbahaya dan Ahok juga tidak akan menang melawan Anies di Jakarta.

"Ahok pernah di penjara, pernah punya kasus, ingatan itu belum hilang di mata warga Jakarta."

"Karena itu PDIP tidak akan mengambil risiko mendorong Ahok," ucap Ujang.

Ujang menegaskan jika PDIP ingin mendorong kadernya di Jakarta, baiknya bukan Ahok.


Sebagai informasi, Litbang Kompas melakukan survei periodik lewat wawancara tatap muka pada 15-20 Juni 2024.

Ada sebanyak 400 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jakarta.

Penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error kurang lebih 4.9 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Berikut elektabilitas calon gubernur di Pilkada Jakarta berdasarkan perhitungan atau survei Litbang Kompas.


Anies Baswedan: 29.8 persen

Basuki Tjahaja Purnama: 20 persen

Ridwan Kamil: 8.5 persen

Erick Thohir: 2.3 persen

Sri Mulyani: 1.3 persen

Kaesang Pangarep: 1.0 persen

Tri Rismaharini: 1 persen

Andika Perkasa: 1 persen

Heru Budi Hartono: 1 persen

Tidak menjawab/tidak tahu: 30.0 persen

Nama lainnya: 4.3 persen. 

Share:

Konten Terkait

PERISTIWA Pemprov Jakarta Tutup Akses JPO dan Halte Transjakarta Rusak di Cakung

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan menutup akses Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan halte Transjakarta di Jalan Raya Bekasi, Cakung, Jakarta Timur.

Jumat 25-Apr-2025 20:30 WIB

Pemprov Jakarta Tutup Akses JPO dan Halte Transjakarta Rusak di Cakung
PEMERINTAHAN Ajak Pemangku Kepentingan, Pemprov Jakarta Bahas Kebijakan Pajak Kendaraan

Penerapan kebijakan dilakukan dengan mempermudah dan menyederhanakan proses pembayaran pajak kendaraan, memastikan data kendaraan yang akurat, serta memberikan kepastian hukum dalam pemungutan pajak.

Kamis 24-Apr-2025 20:37 WIB

Ajak Pemangku Kepentingan, Pemprov Jakarta Bahas Kebijakan Pajak Kendaraan
TEKNOLOGI Buktikan Siswa Mampu Hadapi Tantangan di Depan Mata

Lomba ini diikuti oleh 108 siswa terpilih dari Jakarta, juga diikuti oleh perwakilan siswa dari Serang dan Bogor.

Rabu 23-Apr-2025 20:17 WIB

Buktikan Siswa Mampu Hadapi Tantangan di Depan Mata
PERISTIWA Anak Usia 13 Tahun Diduga Diculik Tetangga yang Baru Kenal di Pasar Rebo

Anak perempuan bernama Eva Thalita Zahra, 13, hilang diduga diculik di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (11/4) lalu. Pelaku diduga ialah tetangga kontrakannya yang baru dikenal

Minggu 13-Apr-2025 20:26 WIB

Anak Usia 13 Tahun Diduga Diculik Tetangga yang Baru Kenal di Pasar Rebo
PEMERINTAHAN Tebet Eco Park Batal Buka 24 Jam, Pramono Anung Sebut Keinginan Masyarakat

Wacana Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung untuk mengoperasikan Tebet Eco Park selama...

Jumat 11-Apr-2025 21:46 WIB

Tebet Eco Park Batal Buka 24 Jam, Pramono Anung Sebut Keinginan Masyarakat

Tulis Komentar