Kamis 05-Jan-2023 04:00 WIB
196

Foto : tempo
brominemedia.com
- Istilah xenofobia berasal dari gabungan dua kata Yunani. Kata “Xenos” yang
berarti asing atau tamu dan kata “phobos” berarti fobia atau takut. Menurut
Merriam Webster, xenofobia didefinisikan sebagai ketakutan atau kebencian
terhadap orang asing atau apapun yang dianggap aneh dan belum dikenali.
George Makari, seorang sejarawan dan psikiatri di Weill
Cornell Medical College berpendapat istilah xenofobia muncul pertama kali pada
1880-an. Ini digambarkannya sebagai cara berpikir gelombang pertama
globalisasi. Sekaligus, menjadi konsep budaya populer seiring nasionalisme Barat,
kolonialisme, dan genosida.
Kebangkitan Xenofobia
Makari dalam bukunya Of Fear and Strangers: A History of
Xenophobia mencatat kebangkitan konsep xenofobia dimulai dari penyalahgunaannya
yang menyimpang hingga penyebarannya sebagai prinsip etis setelah Holocaust.
Secara tiba-tiba xenofobia muncul kembali pada abad ke-21.
Dia lantas melakukan penyelidikan terhadap evolusi xenofobia yang merujuk pada sejumlah tokoh dan filsuf. Di antaranya, Joseph Conrad, Albert Camus dan Richard Wright, dan inovator seperti Walter Lippmann, Sigmund Freud, Jean-Paul Sartre, Simone de Beauvoir dan Frantz Fanon.

Pada tahun 1900, Makari menemukan sebuah surat kabar Prancis melaporkan tentang gerakan xenofobia yang tidak menyenangkan di Shanghai. Tiga hari kemudian, calon Perdana Menteri Prancis Georges Clemenceau menggunakan istilah tersebut. Surat kabar Prancis segera menyebarkan gagasan bahwa xenofobia tidak tercipta di China.
Di awal tahun tersebut pula, xenofobia berevolusi menjadi alat biololitik yang kuat terkait sains dan ras ketika bangsa Barat mulai melakukan gerakan kolonialisme. Istilah itu mendefinisikan siapa yang "primitif" dan siapa yang "beradab". Diskriminasi terhadap imigran atau minoritas tidak didasarkan pada gagasan kuno bahwa 'orang asing adalah musuh saya'.
Xenofobia menjadi kebijakan resmi negara ketika Nazi naik ke tampuk kekuasaan di Jerman pada tahun 1930-an. Hitler membungkus ke dalam ideologi kebajikan "memperlakukan minoritas seperti budak, atau menemukan cara untuk merampas dan melenyapkan mereka."
Dengan demikian, kata xenofobia, menurut Makari, cukup kokoh—cukup luas dan cukup spesifik—untuk merangkul manifestasi kebencian asing seperti etnosentrisme, ultranasionalisme, rasisme, misogini, seksisme, anti-Semitisme, homofobia, transfobia, dan Islamofobia. Kata xenophobia mungkin cukup, menurutnya, tidak sedikit karena itu bukan "istilah klasik kuno".
Konten Terkait
TWS: Jelajahi teknologi nirkabel sejati! Pelajari cara kerja, keunggulan, dan evolusi earbud TWS modern.
Kamis 24-Apr-2025 20:46 WIB
Hubungan yang manipulatif bukan hal baru, namun penting untuk terus disuarakan agar semakin banyak orang yang sadar dan mampu mengenali tanda-tandanya sejak awal.
Selasa 22-Apr-2025 20:28 WIB
Male gaze, konsep dalam teori feminis, menjelaskan bagaimana perempuan digambarkan sebagai objek seksual dalam media, memperkuat ketidaksetaraan gender. Pahami apa itu male gaze dan dampaknya!
Kamis 20-Mar-2025 21:27 WIB
Jelang akhir pekan, Jumat (14/2/2025) sejumlah wilayah di Bumi Pertiwi kembali digetarkan lindu. Hingga pukul 20.00 WIB, terjadi empat kali gempa hari ini di Indonesia.
Jumat 14-Feb-2025 20:34 WIB
Rip current diketahui merupakan zona bahaya karena memiliki arus balik ke laut lepas yang cukup kencang. Lantas, seperti apa rip current dan bagaimana ciri-cirinya?
Rabu 29-Jan-2025 20:40 WIB