Fenomena Kretin di Wonogiri, Bagaimana Cara Penanggulangannya?

Foto : BROMINE MEDIA

Puluhan warga di Desa Lemahbang, Kecamatan Kismantoro, Kabupaten Wonogiri mengalami penyakit kretin. Terdapat 41 orang dari total 4.555 penduduk desa Lemahbang menyandang kretin.

Kondisi ini membuat mereka berkebutuhan khusus, seperti keterbelakangan mental, bisu-tuli, hingga tunanetra. Kasus ini ditemukan di semua dusun di desa Lemahbang dan sudah berlangsung hingga beberapa generasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri, Setyarini mengatakan bahwa kretin bukanlah penyakit keturunan. Kondisi ini dapat menimpa siapa saja.

"Kretin itu karena kekurangan kadar yodium dari unsur makanan dan minuman," kata Setyarini

Setyarini menambahkan, Kretin tidak bisa menular ke keturunan tetapi tergantung pada pola makan, pola asupan mineral dan yodium baik saat berada di dalam kandungan maupun ketika masa tumbuh kembang anak.

Sebagai upaya penanggulangan kretin pada bayi, di RSUD Sudiran Mangun Sumarso Wonogiri sudah bisa melakukan skrining gejala kretin bagi bayi berumur 48-72 jam.

Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ikut turun tangan. Adapun upaya yang sudah dilakukan Dinkes Provinsi Jawa Tengah bersama Dinkes Kabupaten Wonogiri yakni gerakan pemberian kapsul iodium dan garam beryodium. Kadar garam beriodium yang diberikan hingga mencapai 95 persen.

Hal itu terus dilakukan mengingat Wonogiri merupakan daerah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yunita, sejak tahun 1996 sudah tidak ada kasus kretin baru yang muncul di Lemahbang. Yunita menyebut bila kasus kretin massal di Lemahbang Wonogiri terjadi pada tahun 1990-an.

Dari 41 warga yang mengidap kretin, rata-rata merupakan kelahiran sebelum tahun 1990. Dari tahun 2000 hingga kini hanya ada 4 kasus kretin yang ditemukan.