Rabu 26-Apr-2023 05:56 WIB
189

Foto : republikain
brominemedia.com -
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita
Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan
bukanlah gelombang panas. Menurut dia, ditilik mendalam dengan dua
karakteristik ataupun statistik, tidak termasuk kategori gelombang panas karena
tidak memenuhi kondisi yang ada.
“Suhu panas di Indonesia bukan gelombang panas dan suhu
maksimum harian sudah mulai turun,” kata Dwikorita dalam keterangannya, dikutip
Rabu (26/4/2023).
Dia menyampaikan, secara karakteristik, fenomena suhu panas
yang ada di Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari
yang merupakan suatu siklus biasa tiap tahunnya. Sehingga, kata dia, potensi
suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap
tahunnya.
Manfaatin gadgetmu untuk dapetin penghasilan tambahan. Cuma modal sosial media sudah bisa cuan!
Gabung bisnis online tanpa modal di http://bit.ly/3HmpDWm

“Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2 derajat celsius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada 17 April 2023,” tutur dia.
Meski demikian, Dwikorita menjelaskan, suhu tinggi tersebut sudah turun. Kini, suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 derajat celsius hingga 36 derajat celsius di beberapa lokasi.
Khusus untuk variasi suhu maksimum yang berkisar 34 derajat celsius ħingga 36 derajat celsius untuk wilayah Indonesia, disebut masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab itu, secara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April, Mei, dan Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November.
Lalu, bagaimana cara untuk mengurangi dampak yang dirasa? Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril, menyoroti cuaca panas dalam beberapa waktu terakhir. Dia meminta agar masyarakat bisa lebih waspada saat berada di luar ruangan dan berupaya menjaga tubuh tetap sehat.
“Memang cuaca panas beberapa hari ini dan ke depan sedang tidak biasa. Untuk itu mari kita ikuti tips agar terhindar dari dampak cuaca panas ketika sedang atau sering berada di luar ruangan,” kata Syahril dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/4/2023).
Dalam penjelasannya, berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi cuaca panas tak biasa:
1. Cegah dehidrasi dengan minum air yang banyak. Jangan menunggu haus.
2. Hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
3. Hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung, gunakan topi atau payung.
4. Memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.
5. Hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
6. Sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00-15.00.
7. Jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.
8. Gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.
9. Sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.
Konten Terkait
Trump memberi sinyal tidak akan menurunkan tarif impor di bawah angka 15% dalam kebijakan tarif timbal balik yang akan diumumkan menjelang tenggat waktu 1 Agustus.
Kamis 24-Jul-2025 20:31 WIB
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan status tahanan rumah diberlakukan terhadap Adjie lantaran kondisi kesehatannya.
Senin 21-Jul-2025 21:05 WIB
Secara historis, Irak memiliki rekor kuat atas Indonesia, dengan Garuda selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir.
Kamis 17-Jul-2025 22:54 WIB
Sebagian wilayah di Minahasa pada besok Jumat 18 Juli 2025 diperkirakan akan berawan.
Kamis 17-Jul-2025 22:48 WIB
Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas PadjadjaranDina Sulaeman menilai gestur hangat Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Presiden Prabowo Subianto dalam perayaan Bastille Day 2025 merupakan bagian dari strategi geopolitik Prancis untuk merangkul negara-negara Global South
Selasa 15-Jul-2025 20:37 WIB