Jumat 06-Jan-2023 13:13 WIB
194

Foto : tempo
brominemedia.com -
Ekonom Senior Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan pertemuannya
dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves)
Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam pertemuan tersebut, Faisal mengaku membicarakan
sejumlah topik, salah satunya adalah soal kendaraan listrik.
Dalam kesempatan itu, Faisal mengaku memberikan saran kepada
Luhut untuk terlebih dahulu mendorong ekosistem motor listrik ketimbang mobil
listrik.
Faisal mengatakan bahwa Luhut menyetujui sarannya tersebut
dan mengaku akan mengutus Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan
Kemenko Marves, Septian Hario Seto ke Taiwan untuk menjajaki kerja sama dengan
sepeda motor listrik di negara itu.
Namun dua hari setelah pertemuan itu, Faisal melihat berita
di media yang memberitakan soal kerja sama antara anak perusahaan milik Luhut,
PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dengan PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) untuk
memproduksi mobil listrik. Sontak berita tersebut pun membuat Faisal marah.
"Seminggu kemudian saya ketemu dengan Seto, saya marah sekali. Saya bilang ini baru saya ketemu dengan Pak Luhut dua hari, kalian sudah melakukan ini," kata Faisal, dikutip dari Tempo.co hari ini, Jumat, 6 Januari 2023.

Untuk diketahui, perusahaan patungan GOTO dan TOBA, Electrum telah menambah pokok-pokok kerja sama dengan Pertamina New and Renewable Energy (Pertamina NRE) untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Electrum dan Pertamina NRE akan menjajaki kerja sama ekosistem kendaraan listrik, termasuk kolaborasi terkait infrastruktur baterai.
Faisal mengatakan bahwa Seto menjelaskan dirinya diperintahkan Luhut untuk menjual Electrum. Namun hingga saat ini, Faisal mengatakan Electrum masih dimiliki oleh Luhut.
"Jadi dia bikin kebijakan, dia siapkan perusahaannya. Jadi obvius sekali. Ini pemerintahan sudah harus dijatuhkan ini kalau begini namanya. Motor listrik itu juga jadi cawe-cawe mereka," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah berencana memberikan insentif bagi pembeli motor dan mobil listrik di Indonesia. Pemberian insentif ini dinilai dapat membuat pemerintah menghemat pemberian subsidi BBM serta mendorong industri kendaraan listrik yang sekarang masih lesu di Tanah Air.
Hanya saja, pemberian insentif ini mendapatkan kritik karena mengambil dana APBN mencapai Rp 5 triliun untuk kendaraan listrik. Rincian subsidi tersebut antara lain Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, serta Rp 5 juta untuk motor listrik konversi.
Konten Terkait
Faisal Basri mengaku memberikan saran kepada Menko Luhut untuk terlebih dahulu mendorong ekosistem motor listrik ketimbang mobil listrik.
Jumat 06-Jan-2023 13:13 WIB