Kamis 02-Jan-2025 20:22 WIB
12
Foto : jpnn
Kasus terbaru itu memunculkan kembali kekhawatiran akan dampak ekonomi bagi peternak. Sebagai gambaran, seekor sapi Brahman dengan bobot lebih dari 500 kg bisa dihargai hingga Rp20 juta per ekor.
Peternak berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mencegah meluasnya wabah.
“Kami hanya ingin sapi-sapi ini bisa diselamatkan,” ujar Kayun.
Sementara itu, laporan warga juga menyebutkan sejumlah peternak di desa lain mulai waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan secara mandiri, seperti membersihkan kandang secara rutin dan membatasi akses ke area ternak.
Sementara itu, Kayun (73), warga Dukuh Setutup, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, mengungkapkan bahwa salah satu sapinya menunjukkan gejala PMK.
"Sudah sepekan gejalanya seperti ini. Mulut dan hidung berlendir, tidak bisa berdiri, kukunya luka, dan tidak mau makan," katanya.
Kayun menuturkan dia terpaksa mengobati sapinya secara mandiri dengan menyemprotkan antibiotik dan memberi pakan secara paksa.
"Saya punya dua ekor sapi, yang kena hanya satu. Sampai sekarang belum ada mantri hewan yang datang," ucapnya.
Konten Terkait
Iptu SM dan Brigadir FRS meminta uang kepada para penonton DWP warga negara Asing dan warga negara Indonesia pada saat pemeriksaan narkoba
Jumat 03-Jan-2025 22:13 WIB
Permasalahan sampah yang menepi di sepanjang pantai di Badung sering terjadi setiap tahun.
Jumat 03-Jan-2025 22:12 WIB
LR, oknum dosen penyuka sesama jenis kini dipecat dari tiga kampus tempatnya mengajar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korbannya kini ada 22.
Jumat 03-Jan-2025 22:12 WIB
Meski luka tinggal 10 persen, kata Banu, luka tersebut cukup berat dan berada di grade tiga, khususnya di bagian mata.
Jumat 03-Jan-2025 22:12 WIB
Hendak menyelamatkan wisatawan, seorang Polisi bernama Bripka Anditya (35) terseret arus di Pangandaran hingga dinyatakan meninggal dunia
Jumat 03-Jan-2025 22:10 WIB