Kamis 02-Jan-2025 20:22 WIB
158
Foto : jpnn

Kasus terbaru itu memunculkan kembali kekhawatiran akan dampak ekonomi bagi peternak. Sebagai gambaran, seekor sapi Brahman dengan bobot lebih dari 500 kg bisa dihargai hingga Rp20 juta per ekor.
Peternak berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mencegah meluasnya wabah.
“Kami hanya ingin sapi-sapi ini bisa diselamatkan,” ujar Kayun.
Sementara itu, laporan warga juga menyebutkan sejumlah peternak di desa lain mulai waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan secara mandiri, seperti membersihkan kandang secara rutin dan membatasi akses ke area ternak.
Sementara itu, Kayun (73), warga Dukuh Setutup, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, mengungkapkan bahwa salah satu sapinya menunjukkan gejala PMK.
"Sudah sepekan gejalanya seperti ini. Mulut dan hidung berlendir, tidak bisa berdiri, kukunya luka, dan tidak mau makan," katanya.
Kayun menuturkan dia terpaksa mengobati sapinya secara mandiri dengan menyemprotkan antibiotik dan memberi pakan secara paksa.
"Saya punya dua ekor sapi, yang kena hanya satu. Sampai sekarang belum ada mantri hewan yang datang," ucapnya.
Konten Terkait
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menekankan soal swasembada pangan kepada para kepala daerah kader PDIP
Jumat 31-Oct-2025 21:10 WIB
Generasi Z didorong untuk berani menentukan arah masa depan dan berkontribusi secara nyata bagi lingkungan serta masyarakat.
Selasa 28-Oct-2025 20:15 WIB
WABAH influenza tengah melanda Malaysia.
Selasa 21-Oct-2025 21:10 WIB
Tengah viral di media sosial video mertua usir menantu saat mengambil barang di rumah. Peristiwa ini terjadi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Selasa 21-Oct-2025 21:09 WIB
Polres Metro Jakarta Pusat membentuk Rakyat Mart dan Rakyat Auto untuk seluruh komunitas driver ojek online kamtibmas. Nantinya pengelolaan diserahkan ke ojol.
Selasa 21-Oct-2025 21:09 WIB






