Foto : tempo
brominemedia.com
- Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius mencatat hanya
20 persen usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki akses kredit ke
perbankan. Bila dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih sangat jauh
tertinggal.
Yulius menjabarkan bahwa 39 persen UKM di Singapura memiliki
akses ke perbankan. Kemudian Malaysia 66 persen, Jepang 66 persen, Korea
Selatan 82 persen.
"Yang menjadi persoalan memang perbankan itu belum
ramah kepada UMKM karena memang perbankan ada aturan bahwasannya mereka
berprinsip pada aturan internasional yang mengatakan kalau pinjam harus ada
collateral [jaminan], nah UMKM itu kan kebanyakan tidak punya collateral
dia," kata Yulius dalam agenda webinar "Rebut Peluangmu, Besarkan
Usahamu", dikutip Kamis 8 Desember 2022.
Yulius melanjutkan saat ini yang menjadi alternatif dalam
mengisi kekosongan penyaluran kredit kepada UMKM banyak dilakukan oleh lembaga
nonbank.
"Makannya kita mendorong supaya lembaga pembiayaan nonbank seperti PNM Mandiri, Pegadaian dan lainnya itu mengisi kekosongan serta kekurangan yang ada di perbankan," tambah Yulius.
Pada kesempatan yang sama, Rolland Setiawan selaku Asistant Vice President Bank Mandiri mengatakan bahwa pihaknya sendiri telah menghadirkan sejumlah produk yang dipandang ramah UMKM terutama untuk mengakses modal.
"Kalau di Bank Mandiri itu berjalan bertahap mulai dari pelatihannya dulu dengan menghadirkan beberapa program yang mendukung seperti ada rumah BUMN, program Wirausaha Muda Mandiri, Mandiri Sahabatku, dan lain-lain," jelas Rolland.
Dia juga menjelaskan sejumlah upaya yang dapat dilakukan UMKM dalam upaya meningkatkan akses modal, yakni dengan memacu akses pembayaran digital agar aliran dana dapat terlihat oleh perbankan dan semakin memudahkan UMKM dalam menjalin akses dengan industri perbankan.
"Tapi karena literasi keuangan cukup rendah, kecenderungan transaksinya masih cash. Makannya kita dorong pakai Qris, karena bank akan tahu kalau pake Qris, rekening dan sehala macam perputaran usahanya kelihatan," jelas Rolland.
Sementara itu, Bank Indonesia mencatat bahwa penyaluran kredit kepada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pada Oktober 2022 tumbuh 17,74 persen yoy menjadi Rp1.237,8 triliun.
Konten Terkait
Yulius mencatat hanya 20 persen usaha kecil dan menengah (UKM) yang memiliki akses kredit ke perbankan.
Kamis 08-Dec-2022 12:14 WIB