Foto : tempo
brminemedia.com-
Istilah gas rumah kaca merujuk pada setiap jenis gas yang dapat memerangkap
panas matahari di atmosfer sehingga suhu bumi mengalami peningkatan.
Peningkatan suhu bumi akibat gas-gas ini disebut sebagai efek rumah kaca.
Beberapa jenis gas rumah kaca yang paling banyak ditemui
adalah karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida. Dilansir dari laman US
Environmental Protection Agency, berikut macam-macam gas rumah kaca:
1. Karbon Dioksida
(CO2)
Karbon dioksida merupakan gas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, gas alam, dan minyak bumi.
Pada dasarnya, unsur karbon hampir dapat selalu ditemui dalam seluruh benda
hidup di muka bumi. Secara kimiawi, jumlah karbon dioksida di muka bumi dapat
diminimalisasi apabila diserap oleh tanaman sebagai bagian dari siklus
fotosintesis.
2. Metana (CH4)
Gas metana paling banyak dihasilkan dari industri peternakan, pertanian, penggunaan lahan, hingga pembusukan limbah organik di tempat-tempat pembuangan kota padat penduduk. Gas ini juga dapat dihasilkan ketika proses pengangkutan batu bara, gas alam, dan minyak bumi dari dalam bumi.
3. Nitrogen Oksida (N2O)
Sebagaimana kedua jenis gas sebelumnya, nitrogen oksida juga banyak dihasilkan oleh industri-industri peternakan dan pertanian dalam skala besar serta dapat pula ditemukan dalam proses pembakaran bahan bakar fosil.
Selain tiga jenis utama gas rumah kaca tersebut, US Environmental Protection Agency juga mengidentifikasi satu jenis gas lagi, yaitu gas berfluorinasi. Sederhananya, gas ini merupakan gas rumah kaca sintetis yang dipancarkan dari aktivitas rumah tangga dan industri. Contohnya adalah hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, sulfur heksafluorida, dan nitrogen trifluorida.
Gas Rumah Kaca Berpengaruh terhadap Perubahan Iklim
Masih dikutip dari US Environmental Protection Agency, ragam studi telah membuktikan bahwa jenis-jenis gas rumah kaca di atas memiliki pengaruh terhadap tren perubahan iklim saat ini.
Berdasarkan kuantitasnya, semakin melimpah dan terkonsentrasi sebuah gas rumah kaca, maka semakin besar pula dampaknya terhadap lapisan dan iklim di bumi. Umumnya, konsentrasi gas rumah kaca diukur dengan satuan per juta, per miliar, dan per triliun.
Kemudian, berdasarkan ketahan gasnya, gas rumah kaca sering kali dapat bertahan di bumi hingga ribuan tahun. Artinya, apabila tiada tindakan strategi oleh pemangku kepentingan terkait saat ini, maka jumlah atau emisi gas rumah kaca pada masa mendatang akan semakin meningkat.
Karena itu, guna meminimalisasi dampak gas rumah kaca terhadap perubahan iklim, US Environmental Protection Agency menyarankan sejumlah strategi, seperti pergantian bahan bakar fosil, manajemen penggunaan lahan, hingga upaya penggunaan energi secara efisien agar tidak menimbulkan emisi di permukaan bumi.
Konten Terkait
Tiga jenis utama gas rumah kaca adalah karbon dioksia, metana, dan nitrogen oksida. Ketiganya dapat menyebabkan perubahan iklim.
Jumat 09-Dec-2022 06:00 WIB