Foto : tempo
brominemedia.com
- Menteri Pertahanan Jerman yang baru, Boris Pistorius, masih belum memutuskan
apakah pemerintahnya akan mengizinkan tank buatan Jerman dipakai Ukraina
seperti harapan Sekutu. Sementara itu, Belanda siap mengirim sistem pertahanan
rudal Patriot ke Kyiv.
Menurut kantor berita Belanda ANP, Selasa, 17 Januari 2023,
Perdana Menteri Mark Rutte yang saat ini berada di Washington D.C. bertemu
dengan Presiden AS Joe Biden, siap berpartisipasi dalam inisiatif AS-Jerman
untuk mengirim sistem pertahanan ke Ukraina.
Rutte mengatakan dia sebelumnya telah berbicara melalui
telepon dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Ukraina Volodymyr
Zelensky untuk membahas keputusan tersebut.
Boris Pistorius, yang ditunjuk menjadi menhan menggantikan
Christine Lambrecht, belum membuat keputusan terkait pengiriman tank seperti
diminta Ukraina. Masalah itu akan dibahas negara-negara Barat di pangkalan
militer AS di Ramstein, Jumat mendatang.
Hingga saat ini, Jerman berhati-hati dalam menyetujui
pengiriman tank berat Leopard karena kekhawatiran bahwa langkah tersebut dapat
dilihat sebagai eskalasi perang. Negara lain pemilik Leopard juga tidak bisa
mengirimkannya ke pihak ketiga tanpa persetujuan Berlin.
"Ada keputusan penting yang harus dibuat dalam jangka
pendek, khususnya pertanyaan mendesak tentang bagaimana kami terus mendukung
Ukraina dalam haknya membela diri," kata Menteri Ekonomi Robert Habeck,
dari Partai Hijau, dalam sebuah pernyataan.
"Jerman memikul tanggung jawab di sini dan memiliki
tugas besar yang harus diselesaikan," katanya.
Menteri pertahanan yang baru diperkirakan akan menjamu
mitranya dari AS, Lloyd Austin, di Berlin pada Kamis besok.
Pistorius, 62 tahun, yang menyelesaikan wajib militernya pada awal 1980-an, menjadi menteri dalam negeri di Lower Saxony sejak 2013 dan dalam peran ini telah bekerja dengan angkatan bersenjata.
Seperti Kanselir Olaf Scholz, dia mencalonkan diri untuk kepemimpinan partai Sosial Demokrat (SPD) pada 2019 - keduanya kalah - dan dia dikenal mengambil garis keras dalam masalah keamanan.
Dalam pernyataan singkat sebelum resmi dilantik pada Kamis, Pistorius mengatakan dia tahu pentingnya tugas yang dia hadapi. "Saya ingin memperkuat angkatan bersenjata untuk waktu yang akan datang," katanya.
Scholz menggambarkannya sebagai teman dan politikus yang baik.
"Dia adalah seseorang dengan banyak sekali pengalaman dalam kebijakan keamanan, yang telah bekerja sama secara terbuka dan erat dalam peran sebelumnya dengan Bundeswehr dan yang memiliki kekuatan dan ketenangan yang dibutuhkan untuk tugas begitu besar," katanya.
Pistorius telah menjalin hubungan dengan Doris Schroeder-Kopf, mantan istri mantan Kanselir Gerhard Schroeder.
Schroeder menuai kritik tajam dari dalam Jerman dan luar negeri karena hubungannya yang dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pistorius juga anggota majelis tinggi parlemen Bundesrat kelompok persahabatan Jerman-Rusia sebelum dibubarkan pada bulan April.
Namun, dia dengan jelas mengutuk apa yang dia sebut sebagai "serangan brutal" Rusia di Ukraina. Pada bulan Mei, dia mengatakan simpatisan Rusia tidak boleh mengagungkan perang di jalan-jalan Jerman.
"Tidak dapat ditolerir ketika akhir Perang Dunia Kedua, kemenangan Sekutu dan pembebasan Eropa dikaitkan dengan perang agresi ilegal melawan Ukraina," katanya.
Pistorius yang menjadi menhan di saat genting, mengawasi peningkatan angkatan bersenjata Jerman, dengan dana khusus 100 miliar euro (Rp1.600 triliun) yang disetujui dengan tergesa-gesa setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Setelah beberapa dekade kekurangan anggaran untuk modernisasi persenjataan, termasuk tank infanteri Puma yang tidak berfungsi setelah ditemukan masalah dalam latihan militer, Scholz mengisyaratkan perubahan kebijakan dengan menjanjikan untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan menjadi lebih dari 2% dari output ekonominya.
Konten Terkait
Menteri Pertahanan Jerman yang baru, Boris Pistorius, masih belum memutuskan apakah pemerintahnya akan mengizinkan tank buatan Jerman dipakai Ukraina
Rabu 18-Jan-2023 11:27 WIB