Foto : pexel
brominemedia.com--Seekor Hariamau Sumatra (panthera tigris sumatrae) kera muncul di areal perkebunan warga di Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Kemunculan hewan langka tersebut sudah terjadi sejak dua pekan terakhir. Akibatnya, warga resah dan tidak berani berladang. Sekretaris Desa Pagur Muhammad Taqwa mengatakan kemunculan harimau yang membuat warga resah itu bukan bukan hanya sekali. Tercatat dalam dua pekan terakhir sudah tiga kali harimau tersebut muncul di areal perkebunan warga.
"Dalam dua pekan ini tercatat sudah tiga kali terlihat oleh warga. Yang pertama pada 27 Juni pagi, kemudian pada Rabu 6 Juli sore dan terakhir pada Rabu 13 Juli," kata Taqwa, Kamis. Dia menjelaskan harimau pertama kali terlihat oleh seorang warga bernama Lahuddin di wilayah Banjar Paran Bira atau berjarak sekitar 3 KM dari perkampungan warga. Saat itu harimau terlihat hendak melintas. Selanjutnya, harimau kembali terlihat di daerah Banjar Namumbang atau berjarak sekitar 4 KM dari areal permukiman warga dan ketiga di daerah Simpang Pagur.
Kemunculan raja rimba itu membuat warga yang mayoritas mata pencaharian dari berkebun dan bertani, kini enggan ke ladang. "Sebahagian warga saat ini sudah takut untuk pergi ke kebun. Namun, sebahagian warga lagi ada yang tetap nekat ke kebun," ungkapnya.
Menyikapi kemunculan satwa itu, KPH VIII Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara akan menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghindari terjadinya konflik satwa dan manusia.
Plt Kasi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH VIII Zulham Afandi mengatakan pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada warga, memasang kamera pengintai, dan membuat alat dentuman untuk menghalau harimau agar tidak masuk ke permukiman warga. "Apabila dari langkah langkah yang sudah kita lakukan ini ternyata harimau masih mendekat, maka proses selanjutnya akan dipasang perangkap untuk evakuasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat," katanya.
Zulham menjelaskan dari hasil pantauan tim di lapangan, ada tiga ekor harimau yang diperkirakan berkeliaran di wilayah hutan tersebut, yakni jantan, betina dan satu ekor anakan. Mengingat wilayah Aek Gorsing merupakan habibat Harimau Sumatra, dia mengimbau warga untuk sementara waktu mengurangi aktivitas ke hutan. Apabila mendesak disarankan untuk tidak sendirian. Dia menduga kemunculan satwa tersebut disebabkan mulai berkurangnya areal lahan hutan di wilayah Aek Gorsing di Desa Pagur. Hal itu diakibatkan banyak hutan beralih fungsi ke lahan perkebunan. Kemungkinan lain adalah karena berkurangnya rantai makanan akibat perburuan liar.
Konten Terkait
Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Bangun Rejo, Hely Febriyanti (50) tewas ditembak...
Jumat 25-Apr-2025 20:29 WIB
Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Republik Indonesia M. Qodari melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, dalam rangka peninjauan layanan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Pagar Jati.
Rabu 23-Apr-2025 20:50 WIB
Pada Rusunawa Kayu Putih Tanjung Mulia, lanjutnya, ada beberapa beberapa titik ruang yang dapat dijadikan area komersil.
Jumat 18-Apr-2025 20:49 WIB
Di bawah bimbingan dan...Artikel Lapas Tanjungbalai Asahan Panen Ikan Patin, Wujudkan Ketahanan Pangan dan Jumat Berkah pertama kali tampil pada Republik News.
Jumat 11-Apr-2025 21:39 WIB
Polres Banyuasin mengungkap 82 kasus selama Operasi Pekat Musi 2025 yang berlangsung 16 hari.
Jumat 07-Mar-2025 20:30 WIB