Kamis 24-Nov-2022 10:25 WIB
259

Foto : tempo
brominemedia.com-- Populasi global saat ini sudah tembus 8 miliar jiwa, tepatnya
per 15 November yang baru lalu. Ini berdasarkan laporan World Population
Prospects 2022, yang juga menyatakan India akan menggantikan Cina sebagai
negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia pada tahun depan.
“World Population Day tahun ini menjadi tonggak tersendiri,
ketika kita mengantisipasi kelahiran penduduk ke-8 miliar di Bumi," kata
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres saat memperingati Hari Populasi Dunia
pada 11 Juli 2022, seperti dikutip dari laman un.org.

Menurut Guterres, tahun ini menjadi tonggak untuk merayakan
keberagaman di Bumi, sekaligus menyadari dasar-dasar kemanusiaan, serta mengagumi kemajuan bidang
kesehatan yang telah memperpanjang usia harapan hidup manusia dan secara
dramatis mereduksi tingkat kematian ibu dan anak.
"Pada waktu yang sama, tahun ini mengingatkan tanggung
jawab kita bersama untuk merawat Bumi dan momen bagi kita untuk berefleksi di
mana kita masih begitu jauh dari komitmen-komitmen kita satu sama lain,"
katanya menambahkan.
Isi Laporan World Population Prospects 2022
World Population Prospects 2022 adalah edisi ke-27 dari
angka proyeksi dan perkiraan populasi resmi dari PBB. Laporannya mencakup angka
perkiraan dari 1950 sampai sekarang untuk 237 negara atau wilayah di dunia.
Dalam laporannya yang terbaru, terbit bersamaan dengan World
Population Day pada Juli lalu, PBB menyebut populasi global saat ini tumbuh
pada lajunya yang paling lambat sejak 1950, yakni tak sampai satu persen pada
2020. PBB menghitung pertumbuhan dari 7 ke 8 miliar terjadi dalam 12 tahun,
sedangkan dari 8 ke 9 miliar nanti diproyeksinya akan butuh sekitar 15
tahun.
Proyeksi termutakhir oleh PBB memperkirakan populasi global
bisa terus tumbuh sampai sekitar 8,5 miliar pada 2030 dan 9,7 miliar jiwa pada
2050. Proyeksi puncaknya adalah sekitar 10,4 miliar jiwa pada 2080-an dan akan
tetap sampai 2100.
World Population Prospects 2022 juga menyebutkan kalau
tingkat kesuburan telah menurun signifikan dalam beberapa dekade terakhir di
banyak negara di dunia. Saat ini, dua per tiga dari populasi global hidup di
negara atau wilayah di mana tingkat kesuburan seumur hidupnya di bawah 2,1
kelahiran per perempuan.
Angka itu setara yang dibutuhkan untuk zero growth sebuah
populasi dengan mortalitas yang rendah. Secara keseluruhan, populasi di 61
negara atau wilayah diproyeksi akan menurun satu persen atau lebih antara
2022-2050.
Negara Penyumbang Penambahan Populasi Global
Lalu, dari mana sumber peningkatan populasi global hingga
tembus 8 miliar saat ini dan menuju 9 miliar itu?
Laporan World Population Prospects 2022 menyebut lebih dari
separuh dari peningkatan populasi global yang diproyeksi bakal terjadi sampai
2050 akan terkonsentrasi di delapan negara: Republik Demokratik Kongo, Mesir,
Etiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina dan Republik Tanzania Bersatu.
Negara-negara sub-sahara Afrika diperkirakan memberi
kontribusi lebih dari separuh dari peningkatan populasi global sampai 2050
nanti. Secara umum pula, negara dengan tingkat kesuburan tertinggi cenderung
mereka yang dengan pendapatan per kapita terendah atau negara-negara miskin.
"Hubungan antara pertumbuhan populasi dan pembangunan
yang berkelanjutan adalah kompleks dan bersifat multidimensi," kata Liu
Zhenmin, dari Sekretariat Jenderal PBB untuk Masalah Ekonomi dan Sosial.
Dia menjelaskan, pertumbuhan populasi yang cepat membuat
upaya penghapusan kemiskinan, memerangi kelaparan dan malnutrisi, dan
peningkatan cakupan sistem edukasi dan kesehatan menjadi lebih sulit.
Sebaliknya, Liu menambahkan, pencapaian Sustainable Development Goals, terutama
yang berelasi ke kesehatan, pendidikan dan persamaan gender akan berkontribusi
ke pengurangan tingkat kesuburan dan memperlambat pertumbuhan populasi dunia.
Bonus Demografi tak Hanya di Indonesia
Di kebanyakan negara sub-Sahara Afrika, seperti halnya juga
di Asia dan Amerika Latin dan Karibia, penduduk usia produktifnya (25-64 tahun)
telah meningkat berkat menurunnya fertilitas belakangan ini. Pergeseran atau
perubahan ini menyediakan peluang untuk percepatan pertumbuhan ekonomi per
kapita, atau dikenal sebagai 'bonus demografi'.
Distribusi usia 65 tahun ke atas dalam populasi global
diproyeksi meningkat dari 10 persen pada 2022 menjadi 16 persen pada 2050. Pada
titik ini, diperkirakan jumlah penduduk usia 65+ akan sebanyak dua kali lipat
atau bahkan lebih jika dibandingkan yang balita. Atau, setara jumlahnya dengan
yang di bawah usia 12 tahun.
Usia harapan hidup pada kelahiran mencapai 72,8 tahun pada
2019, meningkat hampir sembilan tahun dibandingkan 1990. Pada 2050 nanti,
angkanya diproyeksi lebih panjang lagi yakni 77,2 tahun. Sedangkan usia harapan hidup di negara paling
miskin berselisih tujuh tahun di bawah rata-rata global pada 2021.
Dampak Pandemi
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi seluruh tiga komponen
dari perubahan populasi. Harapan hidup global pada kelahiran turun ke 71,0
tahun pada 2021. Seperti diketahui, pandemi telah membatasi dengan sangat parah
segala bentuk mobilitas manusia, termasuk migrasi internasional.
Di beberapa negara, gelombang pandemi itu, yang datang silih
berganti, mungkin telah berdampak pengurangan jangka pendek dalam hal angka
kehamilan dan kelahiran. Sementara untuk banyak negara lain, ternyata, hanya
ada sedikit bukti dari dampaknya kepada tingkat atau tren kesuburan.
John Wilmoth, Direktur Divisi Populasi di Departemen Masalah
Ekonomi dan Sosial, PBB, memandang kebijakan lebih jauh dari negara-negara yang
mengurangi fertilitas akan berdampak kecil saja ke laju pertumbuhan populasi
sekarang sampai pertengahan abad ini. Alasannya, struktur usia muda dari
populasi global saat ini.
"Meski begitu, efek kumulatif dari tingkat fertilitas
yang lebih rendah, jika terpelihara sampai beberapa dekade, bisa menjadi
dekselerasi yang lebih substansial dari pertumbuhan populasi global di paruh
kedua abad nanti," katanya.
Konten Terkait
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Ahad mengumumkan bahwa saat ini pihaknya mengoperasikan 115 pengungsian di seluruh Jalur Gaza yang menampung lebih dari 90.000 warga Palestina
Senin 21-Apr-2025 00:36 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, digitalisasi pembayaran dan keuangan telah menyelamatkan ekonomi nasional dari pandemi Covid-19.
Kamis 01-Aug-2024 21:56 WIB
Antonio Guterres memutuskan untuk memasukkan Israel dalam daftar hitam negara. Di antara daftar hitam itu adalah ISIS dan Boko Haram
Jumat 07-Jun-2024 21:00 WIB
brominemedia.com - Memberi kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati jelaskan strategi dan kebijakan fiskal...
Selasa 24-Oct-2023 03:44 WIB
Sekjen PBB dalam KTT ASEAN mengatakan bahwa semboyan Indonesia dan inisiatifnya dalam transisi energi patut diapresiasi.
Jumat 08-Sep-2023 06:00 WIB