Bromine Media merupakan media online yang menyajikan ragam informasi dan berita di ranah lokal Wonogiri hingga nasional untuk masyarakat umum. Bromine Media bertempat di Brubuh, Ngadirojo Lor, Ngadirojo, Wonogiri, Jawa Tengah.

All Nasional Internasional

PERISTIWA

Panas Terik Belakangan Ini karena Gelombang Panas? Ini Penjelasan BMKG

Rabu 01-May-2024 21:00 WIB

184

Panas Terik Belakangan Ini karena Gelombang Panas? Ini Penjelasan BMKG

Foto : cenderawasihpos_jawapos

Brominemedia.com - Gelombang panas menerpa beberapa negara di Asia Tenggara dan Selatan mulai dari Filipina, Thailand, hingga India. Akibatnya, kematian hingga aturan sekolah dari rumah diberlakukan di wilayah-wilayah tersebut lantaran panas yang tak terbendung. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa meskipun cuaca di Indonesia sejak beberapa waktu lalu cukup panas, tetapi tidak ada indikasi gelombang panas menerjang.


“Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini bukan merupakan felombang panas atau heat wave,” ujar Subbidang Prediksi Cuaca Pusat Meteorologi BMKG Nurul Izzah saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (1/5).


Ia menerangkan bahwa secara indikator statistik pengamatan suhu, fenomena panas terik di Indonesia tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas.
Menurutnya, secara karateristik gelombang panas umumnya terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi.


“Dengan syarat terjadi kenaikan suhu mencapai lima derajat lebih tinggi dari suhu rata-rata maksimum harian dalam kurun waktu lima hari berturut-turut atau lebih,” ungkap Izzah.


Adapun panas yang dirasakan belakangan di Indonesia, kata Izzah, merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa.


“Kondisi ini umum terjadi, biasanya pada bulan Maret-Juni dimana posisi matahari yang berada tidak jauh dari ekuator yang sekarang sedang berada di belahan bumi utara (BBU) dan bergerak ke utara,” tuturnya.


Selain itu, kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara (termasuk Jabodetabek) minim pertumbuhan awan dan hujan.


“Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran matahari tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan dapat terasa terik,” terang Izzah.


“Namun demikian, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi. Faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara juga memiliki pengaruh terhadap kondisi suhu terik di suatu wilayah seperti yang terjadi saat ini di beberapa wilayah Indonesia,” pungkasnya.

Share:

Konten Terkait

EVENT Jelang Peparnas 2024, Komisi Nasional Disabilitas Tinjau Kesiapan Venue di Solo, Ini Hasilnya

Komisi Nasional Disabilitas (KND) optimistis penyelenggaraan Pekan Paralimpiade Nasional (Perparnas) XVII 2024 dapat berjalan sukses.

Rabu 18-Sep-2024 20:26 WIB

Jelang Peparnas 2024, Komisi Nasional Disabilitas Tinjau Kesiapan Venue di Solo, Ini Hasilnya
RAGAM Memaknai Kepemimpinan dari Sosok Pahlawan Nasional Syekh Yusuf

Sejarawan terkemuka, Anhar Gonggong, menyampaikan materi mengenai kepemimpinan dan kemerdekaan yang diilhami dari perjuangan Syekh Yusuf.

Senin 02-Sep-2024 20:43 WIB

Memaknai Kepemimpinan dari Sosok Pahlawan Nasional Syekh Yusuf
OTOMOTIF Indonesian Custom Show 2024, Ajang Kreasi dan Nasionalisme Pecinta Otomotif Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Indonesian Custom Show (ICS) 2024 resmi dibuka di Indoor Jogja Expo Center (JEC), Yogyakarta, Sabtu (31/8/2024). Acara ini menandai edisi ketiga dari ICS, yang kali ini mengusung tema...

Minggu 01-Sep-2024 20:31 WIB

Indonesian Custom Show 2024, Ajang Kreasi dan Nasionalisme Pecinta Otomotif Indonesia
PEMERINTAHAN Pelindo Borong Penghargaan Internasional ASEAN Risk Award 2024

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berhasil mendapatkan tiga penghargaan internasional sekaligus pada ajang ASEAN Risk Award 2024 (ARA).

Senin 19-Aug-2024 20:44 WIB

Pelindo Borong Penghargaan Internasional ASEAN Risk Award 2024
PERISTIWA GEMPA Terkini Baru Saja Getarkan Gunung Kidul Yogyakarta Rabu 10 Juli 2024, Info Lengkap BMKG

BMKG menginformasikan terkait gempa terkini yang mengguncang Gunung Kidul Yogyakarta Rabu 10 Juli 2024 dengan magnitudo 1.6 SR.

Rabu 10-Jul-2024 20:40 WIB

GEMPA Terkini Baru Saja Getarkan Gunung Kidul Yogyakarta Rabu 10 Juli 2024, Info Lengkap BMKG

Tulis Komentar