Rabu 26-Oct-2022 13:52 WIB
290

Foto : jpnn
brominemedia.com-- Upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali mengatasi kesenjangan internet di wilayah Kecamatan Tejakula layak ditiru daerah lain di Indonesia.
Pemerintah setempat menginisiasi pembangunan pemancar
internet terbuat dari batang bambu di Desa Tembok, Tejakula. Pembangunan
pemancar internet ini untuk mengatasi permasalahan digital dengan biaya relatif
murah.

"Kesenjangan digitalisasi wilayah perkotaan dengan
pedesaan masih terjadi di daerah ini sehingga pembangunan infrastruktur
jaringan internet sangat diperlukan di wilayah pinggiran," kata Asisten
Administrasi Umum Sekretariat Daerah Buleleng Ir. Nyoman Genep, M.T. Menurut
Genep, pembangunan pemancar internet berbahan bambu dapat meningkatkan
digitalisasi, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, jaring pemasaran usaha
mikro kecil menengah (UMKM) serta layanan publik pemerintah. Genep menambahkan
pembangunan pemancar internet berbahan dari alam pertama di daerah tersebut
sebagai role model pemerataan akses internet yang ramah lingkungan.
Ke depan bisa diperluas tidak hanya di Desa Tembok, tetapi
juga di desa lain untuk mengatasi kesenjangan jaringan internet. Dinas
Kominfosanti Buleleng akan mengkaji daerah yang perlu dikembangkan atas wilayah
blank spot di Bumi Panji Sakti.
Pembangunan pemancar dari bambu ini mendapat dukungan dari
Common Room Network Foundation, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pihak
lainnya.
Pembangunan infrastruktur internet di Desa Tembok merupakan
kolaborasi anggaran dana desa dengan pihak yayasan dan ITB. Selain itu,
anggaran langganan internet tidak lebih dari Rp 15 juta.
Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi mengatakan transformasi
digital memerlukan dukungan infrastruktur dan jaringan internet, serta
mengatasi kesenjangan akses di masyarakat.
Ia mengharapkan pelajar
di Banjar Dinas Sembung, yang merupakan titik terjauh dari pusat pemerintahan,
dapat lebih mudah mengakses informasi, memudahkan layanan publik serta
kegiatan-kegiatan yang mendukung perekonomian masyarakat. Kepala Pusat
Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan ITB Dr. Adi Nugraha mengatakan Tower
Internet bahan dasar bambu ini bisa tahan antara 7-10 tahun.
Sebelum dibangun bahan bambu diawetkan sesuai pakem
masyarakat, dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp 10 juta sampai Rp 15
juta. "Inilah alasan kami menggunakan pemancar berbahan bambu, selain
dapat menekan biaya, bahannya sangat mudah didapat dan tahan lama tergantung
cara perawatannya.
Makanya tower ini memakai atap untuk melindungi paparan
panas dan hujan secara langsung," paparnya.
Konten Terkait
Polri pamer robot humanoid di HUT Bhayangkara ke-79. Canggih, tapi publik bertanya: Apa fungsinya dan bagaimana cara robot ini belajar?
Minggu 29-Jun-2025 20:49 WIB
KVB Indonesia terus melangkah maju dalam misi mendukung perkembangan para trader Indonesia melalui kemudahan dan teknologi yang andal. Hal itu ditandai dengan peluncuran aplikasi KVB dan sudah tersedia di App Store dan Google Play Store."Peluncuran ini menjadi bukti nyata komitmen kami untuk menghadirkan pengalaman trading terbaik dan menjadikan Make Trading Simple KVB sebagai bagian dari setiap perjalanan trading para trader Indonesia," kata Direktur KVB Indonesia, Hesti Savitri, ...
Rabu 18-Jun-2025 20:39 WIB
PT. Respati Solusi Rekatama menjadi satu di antara perusahaan yang meramaikan ajang Indo Defence 2025 Expo & Forum yang dilaksanakan di Jakarta International Expo,Kemayoran.
Rabu 11-Jun-2025 20:58 WIB
Keputusan Meta menolak Bitcoin di neraca keuangan menyoroti keraguan perusahaan teknologi besar terhadap adopsi kripto.
Selasa 10-Jun-2025 22:03 WIB
Jamaah tersebut diketahui bernama Mahriya Mursit asal Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Selasa 10-Jun-2025 21:59 WIB