Rabu 26-Oct-2022 13:52 WIB
323

Foto : jpnn
brominemedia.com-- Upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali mengatasi kesenjangan internet di wilayah Kecamatan Tejakula layak ditiru daerah lain di Indonesia.
Pemerintah setempat menginisiasi pembangunan pemancar
internet terbuat dari batang bambu di Desa Tembok, Tejakula. Pembangunan
pemancar internet ini untuk mengatasi permasalahan digital dengan biaya relatif
murah.

"Kesenjangan digitalisasi wilayah perkotaan dengan
pedesaan masih terjadi di daerah ini sehingga pembangunan infrastruktur
jaringan internet sangat diperlukan di wilayah pinggiran," kata Asisten
Administrasi Umum Sekretariat Daerah Buleleng Ir. Nyoman Genep, M.T. Menurut
Genep, pembangunan pemancar internet berbahan bambu dapat meningkatkan
digitalisasi, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, jaring pemasaran usaha
mikro kecil menengah (UMKM) serta layanan publik pemerintah. Genep menambahkan
pembangunan pemancar internet berbahan dari alam pertama di daerah tersebut
sebagai role model pemerataan akses internet yang ramah lingkungan.
Ke depan bisa diperluas tidak hanya di Desa Tembok, tetapi
juga di desa lain untuk mengatasi kesenjangan jaringan internet. Dinas
Kominfosanti Buleleng akan mengkaji daerah yang perlu dikembangkan atas wilayah
blank spot di Bumi Panji Sakti.
Pembangunan pemancar dari bambu ini mendapat dukungan dari
Common Room Network Foundation, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pihak
lainnya.
Pembangunan infrastruktur internet di Desa Tembok merupakan
kolaborasi anggaran dana desa dengan pihak yayasan dan ITB. Selain itu,
anggaran langganan internet tidak lebih dari Rp 15 juta.
Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi mengatakan transformasi
digital memerlukan dukungan infrastruktur dan jaringan internet, serta
mengatasi kesenjangan akses di masyarakat.
Ia mengharapkan pelajar
di Banjar Dinas Sembung, yang merupakan titik terjauh dari pusat pemerintahan,
dapat lebih mudah mengakses informasi, memudahkan layanan publik serta
kegiatan-kegiatan yang mendukung perekonomian masyarakat. Kepala Pusat
Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan ITB Dr. Adi Nugraha mengatakan Tower
Internet bahan dasar bambu ini bisa tahan antara 7-10 tahun.
Sebelum dibangun bahan bambu diawetkan sesuai pakem
masyarakat, dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp 10 juta sampai Rp 15
juta. "Inilah alasan kami menggunakan pemancar berbahan bambu, selain
dapat menekan biaya, bahannya sangat mudah didapat dan tahan lama tergantung
cara perawatannya.
Makanya tower ini memakai atap untuk melindungi paparan
panas dan hujan secara langsung," paparnya.
Konten Terkait
MEREK pengisian daya nirkabel premium global Aukey, meluncurkan 14 produk MagFusion Qi2.2 di Konferensi Mitra Asia Tenggara di Bangkok, Thailand.
Minggu 31-Aug-2025 20:54 WIB
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menghargai langkah TikTok menutup sementara fitur Live di platform.
Minggu 31-Aug-2025 20:51 WIB
Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Balai Mina Kabupaten Banyuasin melaksanakan pelatihan budidaya ikan lele dengan sistem Low External Input Sustainable Aquaculture (LEISA) melalui teknologi bioflok.
Jumat 29-Aug-2025 21:04 WIB
Spotify memperkenalkan fitur pesan di dalam aplikasi, sehingga pengguna merasa seperti media sosial dalam konsumsi konten musik dan podcast.
Rabu 27-Aug-2025 20:50 WIB
Peringatan Dies Natalis ke-19 Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Tarumanagara (Untar) menjadi refleksi untuk menghadapi tantangan globalisasi, termasuk perkembangan teknologi komunikasi dan kecerdasan buatan.
Selasa 26-Aug-2025 21:08 WIB