Foto : jpnn
brominemedia.com-- Upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali mengatasi kesenjangan internet di wilayah Kecamatan Tejakula layak ditiru daerah lain di Indonesia.
Pemerintah setempat menginisiasi pembangunan pemancar
internet terbuat dari batang bambu di Desa Tembok, Tejakula. Pembangunan
pemancar internet ini untuk mengatasi permasalahan digital dengan biaya relatif
murah.
"Kesenjangan digitalisasi wilayah perkotaan dengan
pedesaan masih terjadi di daerah ini sehingga pembangunan infrastruktur
jaringan internet sangat diperlukan di wilayah pinggiran," kata Asisten
Administrasi Umum Sekretariat Daerah Buleleng Ir. Nyoman Genep, M.T. Menurut
Genep, pembangunan pemancar internet berbahan bambu dapat meningkatkan
digitalisasi, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, jaring pemasaran usaha
mikro kecil menengah (UMKM) serta layanan publik pemerintah. Genep menambahkan
pembangunan pemancar internet berbahan dari alam pertama di daerah tersebut
sebagai role model pemerataan akses internet yang ramah lingkungan.
Ke depan bisa diperluas tidak hanya di Desa Tembok, tetapi
juga di desa lain untuk mengatasi kesenjangan jaringan internet. Dinas
Kominfosanti Buleleng akan mengkaji daerah yang perlu dikembangkan atas wilayah
blank spot di Bumi Panji Sakti.
Pembangunan pemancar dari bambu ini mendapat dukungan dari
Common Room Network Foundation, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pihak
lainnya.
Pembangunan infrastruktur internet di Desa Tembok merupakan
kolaborasi anggaran dana desa dengan pihak yayasan dan ITB. Selain itu,
anggaran langganan internet tidak lebih dari Rp 15 juta.
Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi mengatakan transformasi
digital memerlukan dukungan infrastruktur dan jaringan internet, serta
mengatasi kesenjangan akses di masyarakat.
Ia mengharapkan pelajar
di Banjar Dinas Sembung, yang merupakan titik terjauh dari pusat pemerintahan,
dapat lebih mudah mengakses informasi, memudahkan layanan publik serta
kegiatan-kegiatan yang mendukung perekonomian masyarakat. Kepala Pusat
Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan ITB Dr. Adi Nugraha mengatakan Tower
Internet bahan dasar bambu ini bisa tahan antara 7-10 tahun.
Sebelum dibangun bahan bambu diawetkan sesuai pakem
masyarakat, dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp 10 juta sampai Rp 15
juta. "Inilah alasan kami menggunakan pemancar berbahan bambu, selain
dapat menekan biaya, bahannya sangat mudah didapat dan tahan lama tergantung
cara perawatannya.
Makanya tower ini memakai atap untuk melindungi paparan
panas dan hujan secara langsung," paparnya.
Konten Terkait
Penggemar sepak bola Indonesia akan dimanjakan dengan aplikasi buatan PT LIB yakni Sobat Liga.
Senin 28-Apr-2025 20:50 WIB
Signify (Euronext: LIGHT), sebagai pemimpin dalam industri pencahayaan, terus mendorong transisi ini dengan menekankan potensi penghematan biaya operasional
Senin 28-Apr-2025 20:43 WIB
Sulawesi Tengah memiliki fasilitas baru untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) lewat teknologi pirolisis.
Minggu 27-Apr-2025 20:48 WIB
TWS: Jelajahi teknologi nirkabel sejati! Pelajari cara kerja, keunggulan, dan evolusi earbud TWS modern.
Kamis 24-Apr-2025 20:46 WIB
Manager PLN ULP Bogor Timur Qonia Isnasari buka suara soal tiga petugas provider yang tewas tersengat listrik saat masang tiang jaringan internet.
Rabu 23-Apr-2025 20:49 WIB