TEKNOLOGI

Buleleng Bangun Pemancar Internet dari Bambu, Akademisi ITB Klaim Tahan 10 Tahun

Rabu 26-Oct-2022 13:52 WIB 265

Foto : jpnn

brominemedia.com-- Upaya Pemerintah Kabupaten Buleleng Bali mengatasi kesenjangan internet di wilayah Kecamatan Tejakula layak ditiru daerah lain di Indonesia.

Pemerintah setempat menginisiasi pembangunan pemancar internet terbuat dari batang bambu di Desa Tembok, Tejakula. Pembangunan pemancar internet ini untuk mengatasi permasalahan digital dengan biaya relatif murah.

"Kesenjangan digitalisasi wilayah perkotaan dengan pedesaan masih terjadi di daerah ini sehingga pembangunan infrastruktur jaringan internet sangat diperlukan di wilayah pinggiran," kata Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Buleleng Ir. Nyoman Genep, M.T. Menurut Genep, pembangunan pemancar internet berbahan bambu dapat meningkatkan digitalisasi, peningkatan layanan kesehatan, pendidikan, jaring pemasaran usaha mikro kecil menengah (UMKM) serta layanan publik pemerintah. Genep menambahkan pembangunan pemancar internet berbahan dari alam pertama di daerah tersebut sebagai role model pemerataan akses internet yang ramah lingkungan.

Ke depan bisa diperluas tidak hanya di Desa Tembok, tetapi juga di desa lain untuk mengatasi kesenjangan jaringan internet. Dinas Kominfosanti Buleleng akan mengkaji daerah yang perlu dikembangkan atas wilayah blank spot di Bumi Panji Sakti.

Pembangunan pemancar dari bambu ini mendapat dukungan dari Common Room Network Foundation, Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pihak lainnya.

Pembangunan infrastruktur internet di Desa Tembok merupakan kolaborasi anggaran dana desa dengan pihak yayasan dan ITB. Selain itu, anggaran langganan internet tidak lebih dari Rp 15 juta.

Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi mengatakan transformasi digital memerlukan dukungan infrastruktur dan jaringan internet, serta mengatasi kesenjangan akses di masyarakat.

 Ia mengharapkan pelajar di Banjar Dinas Sembung, yang merupakan titik terjauh dari pusat pemerintahan, dapat lebih mudah mengakses informasi, memudahkan layanan publik serta kegiatan-kegiatan yang mendukung perekonomian masyarakat. Kepala Pusat Penelitian Produk Budaya dan Lingkungan ITB Dr. Adi Nugraha mengatakan Tower Internet bahan dasar bambu ini bisa tahan antara 7-10 tahun.

Sebelum dibangun bahan bambu diawetkan sesuai pakem masyarakat, dengan biaya yang dikeluarkan kurang lebih Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. "Inilah alasan kami menggunakan pemancar berbahan bambu, selain dapat menekan biaya, bahannya sangat mudah didapat dan tahan lama tergantung cara perawatannya.

Makanya tower ini memakai atap untuk melindungi paparan panas dan hujan secara langsung," paparnya.

Konten Terkait

TEKNOLOGI PT LIB Manjakan Fan Sepak Bola Indonesia dengan Aplikasi Sobat Liga

Penggemar sepak bola Indonesia akan dimanjakan dengan aplikasi buatan PT LIB yakni Sobat Liga.

Senin 28-Apr-2025 20:50 WIB

LIFESTYLE Hadapi Tantangan Perubahan Iklim, Signify Dukung Keberlanjutan dengan Teknologi Hemat Energi

Signify (Euronext: LIGHT), sebagai pemimpin dalam industri pencahayaan, terus mendorong transisi ini dengan menekankan potensi penghematan biaya operasional

Senin 28-Apr-2025 20:43 WIB

TEKNOLOGI Teknologi Baru dari Sulteng, 10 Kilo Sampah Jadi 10 Liter BBM

Sulawesi Tengah memiliki fasilitas baru untuk mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) lewat teknologi pirolisis.

Minggu 27-Apr-2025 20:48 WIB

TEKNOLOGI Apa Itu TWS: Memahami Teknologi Nirkabel

TWS: Jelajahi teknologi nirkabel sejati! Pelajari cara kerja, keunggulan, dan evolusi earbud TWS modern.

Kamis 24-Apr-2025 20:46 WIB

PERISTIWA Tiga Petugas Provider Tewas Tersengat Listrik, Begini Penjelasan PLN ULP Bogor Timur

Manager PLN ULP Bogor Timur Qonia Isnasari buka suara soal tiga petugas provider yang tewas tersengat listrik saat masang tiang jaringan internet.

Rabu 23-Apr-2025 20:49 WIB

Tulis Komentar