Atasi Lonjakan Permintaan, Pertamina Tambah Pasokan LPG 3 Kg di Bangka Belitung, DPRD Minta Evaluasi
Kamis 06-Feb-2025 20:34 WIB
4
Foto : tribunnews
Brominemedia.com – Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel menambah pasokan gas LPG 3 Kg subsidi di Bangka Belitung guna memastikan ketersediaannya di tengah lonjakan permintaan masyarakat.
Tambahan pasokan ini mencapai 3.360 tabung untuk Bangka dan 5.040 tabung untuk Belitung, yang mulai didistribusikan sejak Kamis (6/2/2025).
“Pertamina berkomitmen menjaga ketersediaan LPG 3 Kg tetap aman. Kami mengimbau masyarakat tidak panic buying dan membeli LPG di pangkalan resmi sesuai aturan,” ujar Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, Kamis (5/2/2025).
Pertamina juga mengingatkan agar LPG subsidi digunakan sesuai peruntukannya dan meminta masyarakat melaporkan jika menemukan penyimpangan harga atau kendala distribusi ke Pertamina Call Center 135.
Koordinasi dengan Pihak Terkait
Nikho menambahkan bahwa Pertamina terus berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), pemerintah daerah, Hiswana Migas, serta Aparat Penegak Hukum (APH) untuk memastikan distribusi LPG tepat sasaran dan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Selain itu, strategi optimalisasi distribusi juga dilakukan dengan membentuk sub pangkalan LPG untuk mendukung kelancaran pasokan.
Sub pangkalan ini adalah warung kelontong atau pengecer yang sebelumnya terdaftar di Merchant Apps Pertamina (MAP) dan kini beralih fungsi menjadi bagian dari jaringan distribusi resmi.
DPRD Minta Evaluasi Kebutuhan LPG Subsidi
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bangka Belitung, Eddy Iskandar, menilai bahwa Pertamina perlu mengevaluasi jumlah kebutuhan LPG 3 Kg subsidi di Bangka Belitung.
“Pemerintah daerah bersama Pertamina harus mengecek secara riil kebutuhan ini. Setiap tahun harus dievaluasi karena ada pertumbuhan penduduk dan usaha baru,” ujarnya, Kamis (6/2/2025).
Eddy menilai lonjakan permintaan terutama terjadi karena meningkatnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti warung kopi kaki lima, serta meningkatnya konsumsi menjelang hari raya.
Ia juga mengkritisi kenaikan harga LPG 3 Kg subsidi yang sering dijual pengecer dengan harga jauh di atas HET.
“HET kita Rp 18 ribu, ini harus dijaga. Pengecer yang belum jadi bagian dari lembaga penyalur resmi harus menyesuaikan harga agar tidak menyulitkan masyarakat,” tegasnya.
Wacana Jaringan Gas untuk Pangkalpinang
Selain menambah kuota LPG subsidi, Eddy juga mewacanakan pembangunan jaringan gas (Jargas) di Kota Pangkalpinang sebagai solusi jangka panjang.
“Kami sedang mempertimbangkan apakah Pangkalpinang sudah layak memiliki Jargas. Dengan Jargas, gas dapat dialirkan melalui pipa seperti PDAM sehingga masyarakat bisa mengaksesnya dengan lebih mudah,” pungkasnya.
Langkah ini dinilai sebagai upaya modernisasi distribusi energi guna mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap gas LPG tabung, sekaligus mengatasi persoalan pasokan yang kerap terjadi.